
ThePhrase.id - Presiden Prabowo Subianto ingin mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM) yang menyerap anggaran hingga ratusan triliun dalam setahun. Salah satu langkahnya dengan menanam singkong hingga kelapa sawit di daratan Papua.
Menurut Prabowo, impor BMM Indonesia sudah mencapai Rp 520 triliun per tahun. Hal itu disampaikan saat memberikan arahan kepada kepala daerah se-Papua dan KEP OKP di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/12).
"Tiap tahun kita mengeluarkan ratusan triliun untuk impor BBM. Kalau kita bisa tanam kelapa sawit, tanam singkong, tanam tebu, pakai tenaga surya dan tenaga air, bayangkan berapa ratus triliun kita bisa hemat tiap tahun," kata Prabowo.
Prabowo menegaskan pada 2026 Indonesia menargetkan tidak lagi mengimpor solar dan avtur. Menurutnya, Indonesia mampu untuk menghentikan budaya impor pada dua jenis BBM tersebut lantaran potensi sumber energi terbarukan (EBT) di berbagai daerah, termasuk di Papua masih sangat memadai.
Prabowo juga berjanji bahwa pihaknya akan menyiapkan kebijakan agar daerah penghasil energi dapat merasakan manfaat secara langsung dari kekayaannya, tidak hanya menjadi penonton semata.
Pengembangan EBT disebut menjadi kunci utamanya, terutama pada tenaga surya dan tenaga air.
"Nanti, daerah-daerah yang sulit, kita harus menggunakan tenaga surya atau tenaga air. Teknologi tenaga surya sekarang sudah semakin murah, dan ini bisa untuk mencapai daerah-daerah yang terpencil, juga tenaga hidro. Ada hidro-hidro yang mini, yang bisa juga dipakai di daerah-daerah yang terpencil," ujarnya.
Selain EBT, pengembangan kelapa sawit, tebu, hingga singkong yang menjadi bahan baku biodiesel dan bioetanol dapat mengurangi impor BMM dan memperkuat kemandirian energi.
"Ini semua adalah supaya ada kemandirian tiap daerah. Kalau ada tenaga surya dan tenaga air, tidak perlu kirim-kirim BBM mahal-mahal dari daerah-daerah dan juga nanti kita berharap di daerah Papua pun harus ditanam kelapa sawit supaya bisa menghasilkan juga BBM dari kelapa sawit, juga tebu menghasilkan etanol," tandasnya. (M Hafid)