ThePhrase.id - Setelah insiden blue screen of death (BSoD) yang memengaruhi jutaan komputer Windows pada Jumat (20/7), Microsoft akhirnya merilis alat pemulihan untuk mengatasi masalah ini.
Alat pemulihan ini memungkinkan pengguna untuk memperbaiki komputer tanpa perlu masuk ke Safe Mode atau menggunakan hak admin, karena alat ini bekerja dengan mengakses disk langsung tanpa booting ke salinan lokal Windows.
Melalui blog resminya, Microsoft menjelaskan bahwa alat ini dapat membuat perangkat bootable menggunakan USB flash drive. Pengguna atau admin IT dapat mencolokkan flash drive ini saat menyalakan komputer yang terdampak BSoD akibat CrowdStrike.
Alat pemulihan ini dapat diunduh dari Microsoft Download Center melalui tautan berikut: https://go.microsoft.com/fwlink/?linkid=2280386.
Microsoft juga memberikan langkah-langkah pemulihan detail di blog mereka yang mencakup Windows client, server, dan sistem operasi yang dihosting di mesin virtual. Jika perangkat dilindungi oleh enkripsi BitLocker, alat ini juga akan meminta kunci pemulihan BitLocker sebelum melanjutkan untuk memperbaiki pembaruan CrowdStrike.
Microsoft juga menyediakan langkah-langkah pemulihan terpisah untuk mesin virtual Windows yang berjalan di Azure.
Pengguna juga dapat secara manual menghapus file bernama C00000291*.sys, yang diidentifikasi Microsoft sebagai bug dalam pembaruan software CrowdStrike. Untuk menghapus file tersebut, pengguna perlu masuk ke Safe Mode (biasanya dengan menekan tombol F8 sebelum logo Windows muncul). Cari file tersebut di direktori C:\Windows\System32\drivers\CrowdStrike, lalu hapus file tersebut.
Seperti yang diketahui, insiden blue screen yang memengaruhi jutaan komputer Windows di dunia disebabkan oleh pembaruan sistem keamanan endpoint dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike. Meskipun CrowdStrike telah merilis pembaruan untuk memperbaiki bug tersebut, tidak semua perangkat Windows secara otomatis menerima perbaikan ini. Beberapa admin IT melaporkan bahwa dengan me-reboot PC beberapa kali, perangkat bisa mendapatkan pembaruan yang diperlukan, sementara yang lain harus masuk ke Safe Mode dan menghapus pembaruan CrowdStrike yang bermasalah secara manual.
Microsoft mengungkapkan bahwa sekitar 8,5 juta PC Windows terdampak blue screen secara global dalam insiden ini. Menurut Microsoft, jumlah ini mewakili kurang dari 1 persen dari total PC Windows di dunia.
"Meskipun persentasenya kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting," kata Microsoft dalam blog resminya. [nadira]