ThePhrase.id – Inilah deretan mahasiswa termuda penuh prestasi, baik di dalam maupun luar negeri. Mereka berhasil menjadi mahasiswa termuda dalam rentang usia 14 – 16 tahun. Tentunya setelah melalui serangkaian seleksi dan segudang prestasi yang pernah diraihnya.
Ada Salwa Naya Syakirah, David Purnomo, dan Ainun Albarr Qolby Mecca. Ketiga remaja ini sudah menjadi seorang mahasiswa, di saat teman-teman seusianya rata-rata masih menduduki bangku SMP/SMA.
Lantas, bagaimana ketiga remaja tersebut dapat mengenyam bangku perkuliahan di usia muda?
Berikut kisah perjuangan mereka yang telah dirangkum oleh ThePhrase.id dari berbagai sumber:
Salwa Naya Syakirah
Salwa Naya Syakirah (Dok: UNPAD)
Melalui jalur SNMPTN, Salwa berhasil menjadi mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum di Universitas Padjajaran angkatan tahun akademik 2021/2022. Di usianya yang masih sangat belia, yakni 16 tahun 7 bulan, membuat Salwa menjadi mahasiswa baru termuda di angkatannya itu.
Walaupun jurusan pilihannya tergolong cukup berat untuk ditekuni, namun Salwa ternyata sudah memikirkan keputusannya tersebut secara matang. Menurutnya, jurusan ini memiliki prospek karir yang bagus dan luas. Selain itu, dirinya juga menyukai mata pelajaran sosio humaniora sejak SMA, sehingga dapat bekerja di Komisi Nasional atau lembaga yang bergerak di bidang HAM dan Kemanusiaan pun sudah menjadi cita-citanya sejak ia masih duduk di bangku sekolah dulu.
Gadis asal Pekanbaru ini memang mengawali pendidikannya di usia dini, yaitu pada saat ia berusia 5,5 tahun.
Meskipun dirinya menyelesaikan pendidikannya di jenjang SD dan SMP dalam waktu normal, yakni selama 6 dan 3 tahun, namun pada saat bersekolah di MAN 2 Pekanbaru, Salwa mengikuti program akselerasi sejak kelas X, sehingga ia hanya butuh waktu 2 tahun untuk lulus MAN.
Menjadi mahasiswa di Fakultas Hukum Unpad, ternyata belum membuat Salwa merasa puas. Dirinya bahkan telah menargetkan untuk dapat lulus dari perguruan tinggi secepatnya.
“Inginnya lulus 3,5 tahun, dan kalau bisa, lulus dengan nilai memuaskan,” ucap Salwa.
David Purnomo
David Purnomo (Foto: Kompas)
Tak kalah membanggakan, David juga berhasil menjadi seorang mahasiswa di usia yang sangat muda, yakni 14 tahun. Dirinya bahkan merupakan mahasiswa termuda di kampus tempat ia mengenyam ilmu, yakni University of Washington.
Lulus seleksi perguruan tinggi di usia 14 tahun, bocah asal Indonesia ini bahkan masih tidak mempercayai pengumuman dari salah satu universitas ternama di Amerika Serikat tersebut.
“Hasil baik masih sulit diterima hingga sekarang,” kata David.
Pencapaian ini berhasil diraih David setelah dirinya mengikuti program beasiswa Robinson Center of Young Scholars, yang terkenal sangat kompetitif dan diikuti oleh para peserta dari berbagai negara di dunia.
Kecerdasan David memang telah terlihat semenjak ia masih bersekolah. Dirinya beberapa kali memenangkan berbagai macam kompetisi akademik seperti spelling bee, geography bee, dan math tournaments.
Meski prestasi yang diraih David telah cukup banyak saat ia berada di bangku sekolah, namun ternyata, dirinya baru menemukan passion akademik di saat ia berusia 11 tahun. Sejak saat itu, David mempunyai keinginan untuk mempelajari ilmu di bidang kesehatan, salah satunya yakni studi tentang otak manusia, serta bekerja dengan Doctors Without Borders.
Walaupun David mempunyai banyak kesibukan di bidang akademik, namun hal ini ternyata tidak membuat David kehilangan minatnya terhadap hobinya sejak dulu, yakni bermain bulu tangkis. Hingga kini dirinya masih meluangkan waktu untuk latihan dan bahkan berkompetisi di bidang olahraga tersebut, sehingga ia mendapat peringkat di US Badminton Junior Team.
"Mimpiku sebenarnya adalah menjadi dokter yang juga seorang pemain profesional bulu tangkis," ungkap David.
Ainun Albarr Qolby Mecca
Ainun Albarr Qolby Mecca (Foto: Surya Wiki)
Lain halnya dengan Salwa, Albarr merupakan mahasiswa termuda di Universitas Airlangga (Unair). Remaja berusia 15 tahun 9 bulan tersebut merupakan mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran (FK) Unair.
Remaja kelahiran tahun 2005 asal Lamongan, Jawa Timur ini bahkan mendapatakan gelar istimewa yang diberikan oleh Unair, yakni Ksatria Airlangga termuda tahun ajaran 2021/2022.
Perjuangan Albarr demi mempelajari ilmu kedokteran di Fakultas Kedokteran Unair merupakan hal yang tidak mudah. Meskipun dirinya menghadapi berbagai hambatan dari diri sendiri dan lingkungan sekitar. Namun, dukungan dari keluarga dan teman-teman membuat Albarr tetap gigih mengikuti berbagai seleksi hingga jalur tes mandiri hingga akhirnya lolos di Unair.
"Teman-teman saya tidak kalah pentingnya. Saya sering belajar bersama dengan mereka dan mereka juga sangat mendukung impian besar saya untuk menjadi dokter. Perjuangan hingga akhirnya diterima di Unair sangat berarti," ucap Albarr.
Sebelumnya, pada saat dirinya masih berada di bangku sekolah, Albarr sudah sering mengikuti berbagai kompetisi di bidang ilmu medis, salah satunya yakni Olimpiade Kedokteran Internasional yang diselenggarakan dua tahun yang lalu.
"Ketika SMA, saya ikut Olimpiade Kedokteran Internasional MEDSPIN 2020 yang diselenggarakan Unair hingga babak final. Selain itu, saya pernah menjadi peserta termuda di Lomba Kuis Kihajar yang diselenggarakan Kemendikbud," ujarnya.
Selain mengikuti berbagai macam olimpiade, Albarr juga merupakan seorang siswa yang mengikuti program akselerasi pada saat dirinya duduk di bangku sekolah. [hc]