e-biz

Inovatif, Mahasiswa UI Temukan Sampah Selada Air Jadi Sumber EBT

Penulis Haifa C
Jun 01, 2022
Inovatif, Mahasiswa UI Temukan Sampah Selada Air Jadi Sumber EBT
ThePhrase.id – Sejumlah mahasiswa dari Jurusan Biologi Universitas Indonesia bernama Ermita Rizki Umaya, Balqis Jihaan Nabila Budi, Margaretta Elsa Damayanti, Nalia Atalla Ramadhieni, dan Syahira Andini baru saja menemukan inovasi untuk mendapatkan energi terbarukan. Berdasarkan hasil penelitian mereka, sampah organik selada air rupanya bisa menghasilkan sumber energi berupa gas metana.

"Penelitian yang kami lakukan ini berupa review studi-studi terdahulu dan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk aplikasi Pistia stratiotes dalam produksi biogas di skala besar," ujar Saifudin selaku pembimbing mahasiswa UI yang juga merupakan pakar botani, dikutip dari Antara, Selasa (31/5/2022).

Diketahui setelah melakukan penelitian tersebut, sekelompok mahasiswa ini menuangkan ide gagasan penelitiannya ke dalam sebuah paper ilmiah dengan judul ‘Utilization of Pistia stratiotes L. Biogas As Renewable Energy Source’ dan kemudian mereka menyajikannya dalam bentuk poster dan video yang menarik, sehingga dapat dengan mudah dipahami masyarakat umum.

Gagasan itu membuat sekelompok mahasiswa Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) angkatan 2018 tersebut memenangkan penghargaan sebagai Best Poster pada ajang internasional ‘Paper Competition MARS9’, yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 20 Mei 2022 lalu.

Tim FMIPA UI raih penghargaan atas penemuannya olah sampah selada air jadi energi terbarukan (Foto: Humas UI)


Saifudin mengatakan bahwa biogas dari biomassa tanaman seperti selada air (Pistia stratiotes) yang digunakan oleh sekelompok mahasiswa tersebut memang bisa menjadi pre-treatment untuk menghilangkan pengotor. Kandungan hemiselulosa P. stratiotes berperan sebagai substrat dalam proses fermentasi, sehingga menghasilkan gas metana (CH4), yang diketahui merupakan komponen utama biogas.

Setelah proses tersebut selesai, kemudian dilakukanlah proses anaerobic digestion yang merupakan serangkaian proses fermentasi. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai variasi metode, yakni batch, continuous, photofermentation, separate hydrolysis and fermentation (SHF), dan semi-batch. Proses-proses tersebut akan menghasilkan produk utama biogas, yakni gas metana (CH4), karbon dioksida (CO2), dan produk sampingan lainnya.

"Di antara kelima metode tersebut, tim menyimpulkan bahwa semi-batch lah yang merupakan metode paling baik dalam menghasilkan biogas untuk aplikasi skala besar. Selain aplikatif, kami menilai metode semi-batch dapat memenuhi nilai keekonomian sehingga tidak membebankan masyarakat jika nanti gas yang diproduksi sudah siap didistribusikan," imbuh Saifudin.

Ilustrasi sampah selada air (Foto: Shutterstock)


Sebenarnya penelitian mengenai produksi biogas dengan menggunakan P. stratiotes telah dilakukan sejak tahun 1980, namun kesenjangan informasi mengenai hal tersebut membuat aplikasinya masih sangat jarang dilakukan, sehingga pemanfaatannya terlihat baru sekarang. [hc]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic