ThePhrase.id - Setelah lebih dari lima tahun menampilkan post dengan algoritma, Instagram nyatakan akan kembalikan feed chronological atau urut sesuai dengan jam dan hari posting. Hal ini
disampaikan oleh Instagram Head Adam Mosseri pada rapat dengar sebelum Senate Subcommittee, Rabu (8/12).
Foto: Ilustrasi Instagram (freepik.com Technology vector created by freepik)
Mosseri mengungkap bahwa Instagram sedang mengembangkan versi terbaru yang menampilkan post feed sesuai dengan waktu posting atau chronological. Pengembangan tersebut telah dijalankan selama berbulan-bulan dan ditargetkan untuk rilis pada kuartal pertama tahun depan.
Perlu diketahui, sebelumnya Instagram menampilkan post foto dan video pengguna berdasarkan algoritma yang termasuk post rekomendasi. Teknologi AI mendorong post yang dianggap sesuai dengan aktivitas pengguna. Namun, algoritma ini tidak pernah disukai oleh pengguna sejak awal dirilis pada tahun 2016.
Instagram menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghapus opsi tampilan menggunakan algoritma. Namun tampilan Instagram yang sesuai dengan jam posting nantinya menjadi opsi yang pengguna bisa pilih.
"Kami ingin memperjelas bahwa kami sedang membuat opsi baru - memberi orang lebih banyak pilihan sehingga mereka dapat memutuskan apa yang terbaik untuk mereka - tidak mengalihkan semua orang kembali ke feed kronologis," tulis Instagram di akun Twitter resminya.
"Anda dapat mengharapkan lebih banyak awal tahun depan!" imbuh Instagram.
Keamanan untuk anak-anak
Selain atas permintaan para pengguna, opsi tampilan kronologis juga merupakan upaya Instagram untuk memberikan keamanan untuk anak-anak dan remaja. Sebelumnya, Instagram telah dikritik karena algoritmanya menunjukkan foto-foto dan video yang tidak pantas pada pengguna dibawah 18 tahun.
Dalam rapat dengar, Mosseri mengakui perlunya peraturan yang diperbarui untuk menjaga keamanan pengguna saat online serta kebutuhan akan lebih banyak pengawasan anak dari orang tua dan pengguna di platform.
"Secara khusus, kami percaya harus ada badan industri bagi perusahaan media sosial untuk memverifikasi usia pengguna, melayani kelompok usia yang berbeda dan memberikan kontrol orang tua. Badan tersebut harus menerima masukan dari masyarakat, orang tua, dan regulator,” ujar Mosseri. [nadira]