ThePhrase.id - Festival Meti Kei merupakan perayaan budaya dan juga selebrasi atas adanya fenomena alam yang langka di surga tersembunyi Maluku Tenggara, Kepulauan Kei. Air pasang dan surut memang sudah biasa terjadi, namun di kepulauan ini setiap bulan Oktober mengalami surut terbesar yang kemudian hingga berkilo-kilo meter.
Bertepatan dengan fenomena ini, Festival Meti Kei digelar mulai dari 10 Oktober hingga 28 Oktober 2022 di Pantai Ngiar Warat, Maluku. Selain dapat menikmati fenomena yang unik ini, festival juga merayakan kebudayaan tradisional Kepulauan Kei.
Banyak keseruan dalam festival tahunan ini, salah satunya adalah menangkap ikan laut menggunakan cara tradisional masyarakat Kepulauan Kei. Dengan menggunakan tali panjang yang dililit daun kelapa yang kemudian dibentangkan di laut yang sedang surut.
Lomba futsal di area surut. (Foto: Dok. Kemenparekraf)
Selain belajar mengenai cara tradisional ini, pengunjung juga dapat menyaksikan gotong royong dan kekeluargaan masyarakat lokal mulai dari menarik tali penangkap hingga bersama-sama membakar ikan di pinggir pantai untuk disantap.
Tentunya juga akan ada penampilan seni budaya masyarakat mulai dari seni tari, musik hingga nyanyian tradisional. Tak hanya itu, festival ini juga diikuti oleh berbagai kelompok yang menampilkan budaya masing-masing daerah.
Festival ini juga mengingatkan dan mengedukasi masyarakat agar peduli terhadap lingkungan dan pentingnya konservasi. Agar masyarakat dapat berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan konservasi, salah satu agendanya adalah mengadakan kegiatan penanaman bakau.
Macam perlombaan Festival Meti Kei. (Foto: Dok. Kemenparekraf)
Setelah menikmati berbagai keseruan festival ini ditambah dengan alamnya yang indah, tentunya kuliner lokal tidak boleh dilewatkan. Berbagai UMKM akan menampilkan produk khasnya mulai dari makanan tradisional hingga camilan dan aneka olahan yang dapat dijadikan oleh-oleh. Kerajinan tangan juga dapat ditemukan di acara ini seperti souvenir dan beragam produk kriya khas Maluku.
Keseruan lain yang dapat disaksikan adalah bagaimana anak-anak kepulauan Kei menggunakan area pantai yang sedang surut menjadi lapangan bola dan juga adanya lomba futsal. Ada juga lomba lainnya seperti lomba story telling, lomba tari tradisional, lomba layangan, dan lomba dayung sampan. [Syifaa]