ThePhrase.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa investasi di Subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) baru mencapai USD 0,4 miliar.
Dadan Kusdiana selaku Direktur Jenderal EBTKE mengungkapkan bahwa jumlah tersebut berasal dari pengembangan untuk berbagai macam Energi Baru Terbarukan (EBT), yakni PLT Surya, PLT Air/Hydro sebesar US$ 0,29 Miliar, Panas Bumi US$ 0,1 Miliar, dan Bioenergi US$ 0,01 Miliar.
Kendati demikian, angka tersebut rupanya masih cukup rendah sebab target yang telah ditetapkan untuk tahun ini yaitu sebesar USD 3,98 miliar, yang menunjukkan bahwa investasi baru terpenuhi 10% dari target yang ada.
Dadan Kusdiana (Foto: dok. Kementerian ESDM)
Dadan mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan karena sejak pandemi Covid-19, kondisi over-supply terjadi pada sistem ketenaga-listrikan di sejumlah daerah seperti Jamali dan Sumatera. Pelaksanaan proyek pun menjadi mundur dan banyak masyarakat yang menolak adanya pengembangan energi panas bumi.
Perbankan nasional juga menjadi kurang berminat untuk berinvestasi di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) sebab mereka menganggap bahwa hal tersebut memiliki resiko yang tinggi.
"Ditjen EBTKE telah dan terus berupaya melakukan monitoring dan fasilitasi dalam debottlenecking pembangunan proyek EBT, mengembangkan skema bisnis yang menarik bagi investor misalnya Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) Panas Bumi," kata Dadan, seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (20/5/2022).
Kendati demikian, Dadan tetap optimis bahwa nantinya investasi akan mengalami peningkatan, apalagi target proyek pembangunan proyek PLT EBT pada akhir tahun 2022 nanti telah bertambah hingga 920 MegaWatta (MW).
Ilustrasi PLT EBT (Foto: Pinterest)
"Capaian penambahan kapasitas PLT EBT pada Triwulan I yaitu 38 MW, sehingga saat ini total kapasitas terpasang pembangkit EBT mencapai 11.569 MW. Penambahan PLT EBT tersebut telah mengikuti target sebagaimana yang tercantum dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2021-2030," imbuh Dadan.
Dadan mengungkapkan bahwa kegiatan ekonomi yang terus pulih pasca pandemi Covid-19 dan juga adanya peningkatan terhadap kebutuhan lisrik diharapkan bisa membuat target investasi Sub Sektor EBTKE 2022 tercapai hingga akhir tahun ini. [hc]