sport

Iran Boikot Undian Piala Dunia 2026: Visa Ditolak, Ketegangan Meninggi

Penulis Ahmad Haidir
Dec 01, 2025
Pengundian Piala Dunia 2026 dijadwalkan berlangsung pada 5 Desember 2025. Foto Instagram FIFA.
Pengundian Piala Dunia 2026 dijadwalkan berlangsung pada 5 Desember 2025. Foto Instagram FIFA.

Thephrase.id - Iran memutuskan untuk memboikot pengundian Piala Dunia 2026 di Washington pekan depan setelah Amerika Serikat menolak visa sejumlah anggota delegasinya, suatu keputusan yang menambah ketegangan politik sekaligus memunculkan kekhawatiran baru mengenai partisipasi penuh negara tersebut di turnamen terbesar dunia itu.

Keterangan resmi pertama datang dari kantor berita IRNA yang mengutip juru bicara federasi sepak bola Iran, Amir-Mahdi Alavi, yang menyatakan bahwa penolakan visa tersebut melampaui perkara olahraga dan menyentuh ranah yang tidak semestinya mencampuri urusan teknis sepak bola internasional.

"Para pejabat menghadapi hambatan visa yang melampaui pertimbangan olahraga," ujar Amir-Mahdi Alavi sebagaimana dikutip IRNA.

Federasi Iran, dalam upayanya meredam situasi, telah menghubungi FIFA untuk meminta bantuan penyelesaian, namun badan sepak bola dunia itu belum memberikan tanggapan resmi terkait perkembangan terbaru yang memicu ketidakpastian tersebut.

Pengundian yang dijadwalkan berlangsung pada 5 Desember 2025 di Kennedy Center kini menjadi titik sensitif karena ketentuan larangan perjalanan yang dikeluarkan Presiden Donald Trump sejak Juni 2025 mencakup 12 negara, termasuk Iran dan Haiti, meskipun larangan tersebut menjanjikan pengecualian bagi atlet, pelatih, atau pihak pendukung resmi yang melakukan perjalanan terkait acara olahraga besar.

Ketidakjelasan mengenai apakah pengecualian itu berlaku untuk acara pengundian, bukan turnamen, menjadi salah satu alasan mengapa federasi Iran menilai perlakuan terhadap delegasinya tidak sejalan dengan pesan bahwa olahraga seharusnya bebas dari intervensi politik.

Delegasi Iran sejatinya direncanakan dipimpin Presiden Federasi Sepak Bola Iran, Mehdi Taj, yang juga merupakan salah satu pejabat paling senior di lingkungan sepak bola Asia karena menjabat sebagai wakil presiden AFC serta anggota dua komite FIFA yang mengawasi penyelenggaraan Piala Dunia.

Di dalam laporan terpisah dari The Tehran Times, federasi mengonfirmasi bahwa tiga pejabat, termasuk Mehdi Taj, ditolak permohonan visanya oleh Departemen Luar Negeri AS, sementara empat lainnya, di antaranya pelatih kepala Amir Ghalenoei, justru memperoleh visa, memperlihatkan inkonsistensi yang semakin memperburuk situasi.

"Kami telah memberi tahu FIFA bahwa keputusan yang diambil tidak berkaitan dengan olahraga dan bahwa para anggota delegasi Iran tidak akan berpartisipasi dalam pengundian Piala Dunia," kata Amir-Mahdi Alavi kepada The Tehran Times.

Sumber media lokal juga menyebut bahwa federasi sudah mengangkat persoalan ini langsung kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino, sejak Oktober, ketika kabar penolakan visa mulai beredar dan memunculkan kekhawatiran bahwa janji keterbukaan untuk semua pihak tidak sesuai kenyataan.

Infantino sebelumnya berusaha meredakan keresahan ketika berbicara di sela-sela pertemuan organisasi klub-klub Eropa pada 9 Oktober 2025, menegaskan bahwa seluruh peserta akan diterima tanpa hambatan menjelang Piala Dunia yang dimulai pada 11 Juni 2026 di Mexico City.

"Kami memiliki diskusi yang sangat baik dengan pemerintah AS, ada gugus tugas Gedung Putih yang diketuai Presiden Trump, dan semua topik ini dibahas di sana. Akan ada jaminan bahwa tidak akan ada masalah terkait visa untuk tim dan delegasi yang berpartisipasi, dan kami juga sedang mempersiapkan sesuatu bagi para penggemar," tegas Infantino.

FIFA kemudian mengumumkan skema Fifa Pass yang memungkinkan pemegang tiket Piala Dunia mendapatkan prioritas dalam proses aplikasi visa, meskipun tidak ada jaminan bahwa pemohon akan otomatis disetujui, seperti yang dialami para pendukung Haiti yang tetap mungkin dinyatakan tidak memenuhi syarat meskipun telah mengikuti prosedur.

Situasi yang membelit federasi Iran kini memunculkan spekulasi lanjutan mengenai kemungkinan ekstrem berupa ancaman mundur dari turnamen, sebuah skenario yang masih jauh tetapi mendapat perhatian karena konflik administratif seperti ini bisa berdampak langsung pada legitimasi dan kredibilitas persiapan Piala Dunia 2026 yang diikuti rekor 48 tim dan diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. 

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic