features

Irjen Pol Ferdy Sambo, Bintang Terang yang Hampir Padam

Penulis Aswan AS
Jul 20, 2022
Irjen Pol Ferdy Sambo, Bintang Terang yang Hampir Padam
ThePhrase - Irjen Pol Ferdy Sambo, saat ini merupakan jenderal bintang dua termuda di korps Bhayangkara. Pria kelahiran Barru (Sulsel), 9 Februari 1973 itu, menyelesaikan pendidikan Akpol pada 1994. Meskipun di angkatan 1994, Sambo bukan satu-satunya yang berpangkat Irjen, tapi dari segi usia dia yang termuda.

Selain Sambo, ada Suwondo Nainggolan yang kini menjabat sebagai Kepala Korps Pembinaan Masyarakat (Kakor Binmas) Baharkam Polri dan Adi Deriyan Jayamarta yang saat ini bertugas sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri. Dibanding Sambo, dua rekannya itu lebih tua setahun darinya.

Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo Sumber : VIVA/M Ali Wafa


Sambo menjabat sebagai Kadiv Propam Polri berdasarkan surat telegram Kapolri nomor ST/3222/XI/KEP/2020 tertanggal 16 November 2022. Sebelum dipromosikan sebagai Kadiv Propam, Sambo menjabat Dirtipidum Bareskrim Polri dengan pangkat masih Brigjen Pol. Pangkatnya naik satu tingkat pada 4 Desember 2020 sesuai dengan surat telegram Kapolri nomor STR/ /XII/KEP./2020 tertanggal 3 Desember 2020.

Dengan karier yang cukup moncer, Sambo boleh dibilang jarang muncul ke ruang publik, karena sepanjang kariernya banyak berada di reserse. Ia pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat pada 2010, lalu dipromosikan sebagai Kapolres Purbalingga pada 2012 dan menjabat Kapolres Brebes pada 2013.

Sambo kembali berkutat pada dunia reserse pada 2015 sebagai Wadirreskrimum Polda Metro Jaya. Setahun kemudian pada 2016, ia dipromosikan sebagai Kasubdit IV Dittipudum Bareskrim Polri. Kariernya kembali melonjak. Pada 2019 ia dipercaya mengemban tugas baru sebagai Dirtipidum Bareskrim Polri.

Selama mengabdi di Polri, sejumlah kasus besar pernah ditangani Sambo, di antaranya mengusut teror bom Thamrin yang terjadi pada 2016, lalu memimpin penyidikan kebakaran gedung Kejaksaan Agung, serta ikut menyidik kasus Djoko Tjandra.

Putra dari Mayor Jenderal Polisi (Purn) Pither Sambo ini, menikah dengan drg. Putri Chandrawatie, teman sekolahnya di SMP 6 Makassar. Sambo cukup dekat dengan Kapolri, Jendral Listyo Sigit Prabowo, karena dia adalah salah satu perwira bintang dua yang mendampingi Listyo Sigit ikut di setiap kunjungan mencari restu untuk maju sebagai calon Kapolri. Sambo juga hadir saat Tim Naskah Calon Kapolri menyambangi DPR pada Januari 2021 lalu.

Di awal menjabat sebagai Kadiv Propam, Sambo pernah mengatakan jika Divisi Propam adalah brand ambassador Polri untuk menjaga citra Polri di mata publik.

"Bagaimana kami bisa menjadi garda terdepan & menjaga citra Polri kalau Propam sendiri tidak bisa menjaga citra Propam. Dan bagaimana kemudian Propam bisa menjadi benteng terakhir untuk mencari keadilan kalau Propam ini tidak melakukan hal-hal yang baik,” katanya.

Dengan perjalanan yang karier yang cemerlang dan usia yang masih cukup muda, sangat terbuka baginya meraih posisi tertinggi di Korp Bhayangkara. Ditambah lagi dengan kedekatannya dengan Kapolri dan para perwira tinggi lainnya. Boleh dibilang Ferdy Sambo adalah salah satu The Rising Star di kepolisian saat ini.

Tetapi kasus yang terjadi menjelang Idul Adha, Jumat (8/7/22) sore kemarin di rumahnya di kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan itu, seperti menghapus kecemerlangan yang telah dirintisnya sejak lama. Sinarnya pun langsung redup dan gelap, seperti gelapnya kasus kematian Brigadir J yang masih menyimpan banyak misteri.

Banyaknya analisa dan sorotan dari berbagai kalangan terhadap kasus itu, membuat publik semakin tak yakin dengen keterangan polisi di awal ekpose kasus ini. Apalagi sorotan itu datang dari para perwira polisi sendiri seperti Mantan Kadiv Hubinter Polri Irjen Napoleon Bonaparte, yang menilai kasus baku tembak di kediaman Irjen Ferdy Sambo sangat mudah disimpulkan. Menurut dia, kasus tersebut sangat mudah diungkap cukup diberikan kepada penyidik biasa.

"Itu perkara yang mudah disimpulkan. Penyidik biasa saja bisa, enggak perlu TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta)," ujar Napoleon, Kamis (14/7/).

Napoleon meminta kasus penembakan tersebut dibuka kepada publik secara transparan, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Dia juga mengingatkan kepada pihak yang mencoba untuk menutupi kasus ini

"Kalau terbukti apa yang dikatakannya itu membabi-buta membela sesuatu yang ditutup-tutupi atau sebagainya, suatu saat akan kembali kepada Anda," tandas dia.

Sorotan lain datang dari mantan Kepala Badan Intelijen Strategis ( BAIS ) TNI, Laksamana TNI (Purn) Soleman B Ponto. Soleman meragukan keterangan polisi yang menyebut adanya insiden tembak menembak antara Bharada E dan Brigadir J, hingga menewaskan Brigadir J . Dia menduga polisi sudah mengetahui bagaimana peristiwa dan siapa pelaku sebenarnya.

“Saya berharap polisi fokus saja kepada fakta yang menyebutkan adanya upaya pembunuhan terhadap Yosua. Jangan sampai Polri yang kita banggakan ini melindungi para pembunuh,” katanya.

Besarnya perhatian publik dan desakan dari berbagai kalangan untuk mengungkapkan kasus ini, membuat Kapolri kemudian membentuk Tim Khusus yang terdiri dari para perwira tinggi dan menonaktifkan Ferdy Sambo dari Kadiv Propam Polri. Dengan non aktifnya Ferdy Sambo dari posisinya itu telah menghentikan perjalanan karier cemerlangnya selama ini.

Melihat pernyataan awalnya dulu ketika menduduki posisi Kadiv Propam, telah meruntuhkan brand ambassador penjaga nama baik Polri. Garda depan yang dia sebut sebagai banteng terakhir Polri itu kini telah jadi menjadi taruhan terakhir kredibilitas polisi sebagai institusi penegak hukum. Seiring dengan itu, The Rising Star yang bernama Ferdy Sambo itu pun sekarang sudah redup bahkan hampir padam. (Aswan AS)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic