ThePhrase.id - Gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-10 yang digelar bersamaan dengan Halal Expo Indonesia resmi dibuka pada Kamis (26/10) oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), K.H. Ma’ruf Amin.
Gelaran yang mengusung tema Accelerating Sharia Economy and Finance Through Digitalization For Inclusive and Sustainable Growth ini berlangsung selama lima hari mulai 25-29 Oktober 2023 di Jakarta Convention Center (JCC).
Dalam area seluas 10.000 m2, ISEF 2023 menghadirkan sebanyak 793 exhibitor dari Indonesia serta 20 negara sahabat dengan 62 rangkaian agenda seminar, talkshow, dan berbagai event lain. Telah digelar sejak 2014 oleh Bank Indonesia, ISEF konsisten dilaksanakan setiap tahun dalam rangka meningkatkan literasi dan pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.
Terselenggaranya ISEF untuk memperkuat kontribusi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia ini mendapat apresiasi Wapres RI, Ma’ruf Amin.
“Semakin besar literasi ekonomi dan keuangan syariah, semakin besar pula penerimaan dan penggunaan produk ekonomi dan keuangan syariah oleh masyarakat, yang berujung pada peningkatan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional,” jelas Wapres, dalam sambutannya, Kamis (26/10).
Pada perhelatan kali ini, ISEF berkolaborasi dengan Halal Expo Indonesia (HEI) yang merupakan pameran B2B sekaligus B2C terbesar di Indonesia. Kolaborasi ini menghadirkan berbagai acara menarik, seperti International Conference, Business Matchmaking, Business Forum, dan special event lainnya.
HEI berhasil menghadirkan sekitar 120 stand yang terdiri pelaku bisnis dari dalam dan luar negeri, di antaranya dari Malaysia, Kamboja, Belaruslan, Cina, india, Egypt, Iran, Ethiopia, Saudi Arabia, Srilangka, India, USA, Yordan, Jepang, Turki, bahkan Palestina.
Kolaborasi ISEF-HEI ini merupakan salah satu ikhtiar memperkuat akselerasi industri halal Indonesia dalam pasar internasional.
Serangkaian konferensi digelar untuk membahas tema-tema aktual, di antaranya kesempatan dan tantangan produk-produk Indonesia menembus pasar global, khususnya di Jepang, Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan China.
Dengan pembicara terkemuka, seperti Sandiaga Salahuddin Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Ganef Judawati (Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan), Heri Akhmadi (Duta Besar Republik Indonesia di Tokyo), dan pembicara-pembicara hebat lainnya.
CFO PT Halal Expo Indonesia, Aryo Wibisono menjelaskan bahwa seluruh rangkaian konferensi yang digelar selama HEI bertujuan untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah sekaligus memperluas jejaring dengan mitra HEI di luar negeri, di antaranya Saudi International Halal Expo, Halal Expo Nigeria, Halal Expo London, Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), Korea Halal Authority, Halal Control Germany, Vietnam Halal Center, Japan Halal Certification Promotion Organization, Cape Malay Consultant dan lainnya.
Halal Expo Indonesia juga baru saja menandatangani perjanjian strategis dengan Wasabih, sebuah komunitas online ekonomi syariah yang diperhitungkan di dunia. Melalui Wasabih, berbagai bisnis halal akan saling terhubung sehingga dapat mempermudah pelaku usaha dalam menemukan mitra bisnis yang cocok, merencanakan pertemuan dan melakukan deal business (business matchmaking).
Dalam gelaran HEI di ISEF 2023, Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) juga turut menyuguhkan program Export Academy untuk meningkatkan eskalasi bisnis para pelaku bisnis produk halal menuju pasar global.
“Kami secara simultan melakukan pendampingan teknis bagaimana meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi, dukungan pemasaran dan promosi melalui kegiatan misi dagang dan pameran dagang di dalam dan luar negeri. Selain itu kami memberikan dukungan pembiayaan ekspor dalam skema syariah dengan mitra strategis KPMI. Bahkan kami juga membantu pelaku usaha yang kapasitas produksinya sedikit bisa mengikuti program ekspor barengan,” ungkap Ketua Umum KPMI Rachmat Sutarnas Marpaung.
Export Aggregator yang hadir di gelaran HEI juga siap membantu pelaku usaha memasuki pasar Internasional di Dubai, Amerika Serikat, Jepang, dan Filipina.
“Adanya agregator ekspor bisa membantu para calon eksportir untuk memahami proses kegiatan ekspor sekaligus mengecek minat pasar di negara tujuan ekspor. Kemudian jika perkembangan permintaan pasarnya positif bisa melakukan ekspor mandiri di masa depan,” pungkasnya. [fa]