Istana: Jika Tidak Ada Kendala, Pemerintahan Pindah ke IKN Tahun 2028

ThePhrase.id - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi memperkirakan pemerintahan akan mulai bekerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada tahun 2028 mendatang.

Menurutnya, di tahun tersebut IKN sudah bisa menjalankan perannya sebagai “ibu kota politik” sebagaimana yang diinginkan Presiden RI Prabowo Subianto, apabila tidak ada kendala.

“Presiden mengatakan bahwa kepindahan pemerintahan ke IKN setelah IKN bisa memerankan fungsi sebagai ibu kota politik. Artinya ada kantor eksekutif, kantor legislatif dan kantor yudikatif di sana,” ucap Hasan dalam keterangan tertulisnya kepada awak media di Jakarta, Selasa (10/12) dikutip Antaranews.

Hasan juga memastikan bahwa pembangunan IKN akan terus berlanjut, sehingga pemerintah sudah bisa pindah dan bekerja di IKN pada 2028 atau paling lambat 2029.

Sebelumnya, Kepala Otorita IKN (OIKN) Basuki Hadimuljono mengungkapkan target pada bulan Desember 2024 yakni seluruh gedung perkantoran dan hunian di IKN sudah siap digunakan.

“Jadi, perkantoran harus sudah siap Desember ini dan insya Allah sudah siap semua,” ujar Basuki ketika menghadiri acara Kongres Persatuan Insinyur Indonesia XXIII di Yogyakarta, Kamis (5/12) lalu.

Gedung-gedung tersebut di antaranya 16 tower kantor kementerian koordinator (kemenko) dan 47 tower hunian.

Selain itu, sosok yang akrab disapa Pak Bas itu juga tengah menyiapkan bangunan pendukung ekosistem kehidupan di IKN seperti tempat makan, minum, hingga tempat potong rambut.

“Misalnya restoran, kemudian kafe-nya, kemudian laundry-nya, barbershop-nya untuk potongan rambut. Jadi semua kita siapkan di sana,” paparnya.

Basuki kemudian menjelaskan bahwa masih banyak aspek yang perlu diperhatikan dan diselesaikan, termasuk pembangunan nonfisik. Terkait hal tersebut, ia menyatakan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) harus ikut berperan.

“Pembangunan IKN tidak hanya sebagai pembangunan fisik saja, tapi juga nonfisiknya. Misalnya kita harus menata kawasan Sepaku, itu tidak hanya engineering, tapi socio-engineering-nya lebih kuat. Karena kita harus mengikuti juga masyarakatnya,” tandasnya. (Rangga)