ThePhrase.id - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menyatakan bahwa menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak-anak sekolah dan ibu hamil dirotasi atau berganti setiap hari, disesuaikan dengan ketersediaan bahan di daerah masing-masing.
“Di setiap dapur itu sudah ada jadwal menunya, tetapi itu juga fleksibel bergantung ketersediaan bahan baku di sana. Pemasok-pemasok (bahan baku) nanti warga sekitar,” ucap Hasan kepada awak media di Jakarta, Senin (6/1) dikutip Antaranews.
Jadwal menu MBG untuk tiap harinya juga sudah disusun di setiap dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Menu-menu tersebut, lanjutnya, merupakan menu standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga penerima program MBG tidak memakan makanan yang sama setiap hari.
“Tidak monoton terus-menerus seperti itu (menu-nya), dan di daerah yang khusus nanti bisa juga bahan pangannya bukan beras atau nasi,” katanya.
Adapun susu dijelaskan bukan merupakan menu wajib program MBG, karena suplai susu belum merata di tiap daerah. Namun Hasan memastikan bahwa tiap porsi yang disiapkan mengandung gizi dan kalori yang cukup.
“Porsi makanan itu dihitung kecukupan kalorinya, karbohidrat, dan protein,” imbuhnya.
Diketahui, program Makan Bergizi Gratis secara resmi telah dimulai pada Senin (6/1) dan diberlakukan di sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia, dengan 190 SPPG yang beroperasi di hari pertama.
Hasan juga mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan mencetak 5.000 kepala SPPG untuk memimpin tata kelola tiap dapur MBG pada pertengahan tahun 2025 nanti.
Adapun di hari pertama pelaksanaan program MBG, Hasan menyebut telah menyiapkan 1.000 kepala SPPG yang telah mendapatkan pendidikan dan pembekalan di Universitas Pertahanan (Unhan), dan akan ditempatkan berdasarkan kesiapan dapur MBG.
“Nah, nanti pertengahan tahun itu Badan Gizi Nasional (MGN) merencanakan ready (siap) 5.000 orang SPPG untuk memimpin 5.000 dapur MBG. Sepanjang tahun 2025 target dapur MBG-nya sebanyak 5.000. Nanti kepala dapurnya wajib SPPG. Jadi, SPPG yang dibutuhkan juga 5.000,” jelasnya. (Rangga)