ThePhrase.id - Soft launching dalam hubungan menjadi tren yang kini semakin populer di kalangan Gen Z. Tapi, apa sebenarnya makna di balik tren ini dan kenapa banyak orang menerapkannya dalam hubungan?
Istilah soft launching merujuk pada cara seseorang memperkenalkan pasangan barunya ke publik, khususnya di media sosial, namun dilakukan secara halus dan tidak eksplisit. Misalnya, mengunggah foto yang hanya memperlihatkan tangan, siluet, atau bagian tubuh pasangan tanpa menampilkan wajah maupun identitas secara jelas.
Gaya ini berbeda dengan hard launching yang langsung menampilkan pasangan secara terang-terangan, lengkap dengan foto berdua, caption romantis, hingga menandai akun media sosial pasangan.
Di era digital saat ini, tak sedikit kalangan Gen Z merasa perlu menjaga sebagian aspek kehidupan tetap privat, termasuk saat baru memulai hubungan. Tren ini juga berkaitan erat dengan perubahan cara orang berkenalan, seperti melalui aplikasi kencan.
Melansir cnnindonesia.com, pakar hubungan Devyn Simone menyebut ada dua alasan utama di balik tren ini. Pertama, aplikasi kencan mempertemukan individu dengan orang-orang di luar lingkaran sosial mereka.
"Membawa orang itu ke dalam lingkaran sosial Anda secara langsung bakal terasa seperti pengalaman formal yang canggung," ujar Simone, mengutip Purewow.
Sehingga Soft launching memberi ruang transisi yang lebih nyaman, di mana pasangan baru bisa secara bertahap dikenalkan ke lingkungan sosial.
Kedua, ada unsur kehati-hatian, bahkan ketakutan. Ketika hubungan berakhir, unggahan yang terlalu terbuka bisa berubah menjadi beban emosional, mulai dari tekanan publik hingga sulitnya proses move on. Karena itu, banyak orang kini lebih memilih bersikap hati-hati.
"Soft launch bisa memberikan perasaan terlindungi jika hubungan baru yang dijalani itu tidak berhasil," tambah Simone.
Soft launching dalam hubungan adalah bentuk penyesuaian antara kebutuhan privasi dan eksistensi di media sosial. Tren ini mencerminkan cara Gen Z menyikapi hubungan secara lebih hati-hati dan realistis di tengah derasnya arus digital.
Pada akhirnya, baik memilih soft, hard, maupun tidak mengumbar hubungan sama sekali, yang terpenting adalah fondasi hubungan itu sendiri: komunikasi, kepercayaan, dan rasa nyaman antara kedua belah pihak. [nadira]