lifestyle

Jadi Word of the Year Oxford, Apa Sebenarnya Arti Rage Bait?

Penulis Nadira Sekar
Dec 06, 2025
Foto: Ilustrasi Rage Bait (freepik.com)
Foto: Ilustrasi Rage Bait (freepik.com)

ThePhrase.id - Oxford University Press resmi menetapkan “rage bait” sebagai Word of the Year 2025. Oxford mencatat bahwa penggunaan istilah ini meningkat hingga tiga kali lipat dalam setahun terakhir.

Dalam pemungutan suara publik yang melibatkan lebih dari 30 ribu peserta, rage bait berhasil mengungguli dua finalis lain, yaitu aura farming dan biohack. Aura farming merujuk pada upaya membangun citra diri yang menarik dan penuh karisma di media sosial. Sementara biohack menggambarkan berbagai praktik untuk meningkatkan performa tubuh atau pikiran, mulai dari pengaturan pola makan hingga penggunaan teknologi tertentu.

Sebelum memahami maknanya, banyak yang bertanya mengapa frasa dua kata seperti rage bait bisa terpilih sebagai satu kata. Oxford menjelaskan bahwa Word of the Year dapat berupa kata tunggal atau ekspresi yang dianggap sebagai satu unit makna oleh para leksikografernya. Rage bait merupakan gabungan kata “rage”, yang berarti luapan kemarahan, dan “bait”, yang berarti umpan. Keduanya sudah lama digunakan dalam bahasa Inggris sejak era Middle English.

Namun secara makna, rage bait adalah konten online yang sengaja dibuat untuk memicu amarah, rasa jengkel, atau reaksi emosional lainnya. Konten semacam ini dirancang agar pengguna terpancing untuk bereaksi, sehingga menghasilkan trafik, komentar, dan interaksi yang tinggi. Bentuknya bisa berupa opini provokatif, unggahan ofensif, atau informasi yang dikemas dengan sengaja untuk mengganggu. Konsepnya mirip dengan clickbait, tetapi fokus utamanya adalah memancing emosi negatif.

Istilah ini pertama kali muncul pada 2002 dalam sebuah unggahan di Usenet. Saat itu, rage bait digunakan untuk menggambarkan situasi ketika seorang pengendara sengaja dibuat kesal oleh pengendara lain. Seiring berkembangnya internet, maknanya bergeser dan menjadi bagian dari slang digital, terutama ketika media sosial memberi ruang lebih besar bagi konten yang mampu memprovokasi emosi. 

Presiden Oxford Languages, Casper Grathwohl, menyebut bahwa terpilihnya rage bait menandai fase baru dalam budaya digital. Jika sebelumnya platform mengandalkan rasa penasaran untuk menarik klik, kini terjadi pergeseran menuju manipulasi emosi. 

Pemilihan rage bait sebagai Word of the Year menegaskan bahwa fenomena ini telah menjadi bagian penting dari budaya online, sekaligus peringatan agar pengguna lebih sadar akan strategi konten yang memicu emosi. [nadira]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic