
ThePhrase.id - Sebulan lebih kisruh di dalam tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum juga usai. Kisruh itu berkaitan dengan pemecatan Yahya Cholil Staqof (Gus Yahya) dari kursi Ketua Umum PBNU oleh Rais Aam melalui Rapat Harian Syuriah PBNU yang dipimpin oleh KH Miftachul Akhyar pada 20 November lalu.
Para kiai sepuh NU turun tangan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Sebanyak tiga kali pertemuan kiai sepuh sudah dilakukan untuk mencari jalan islah, yakni di Pesantren Al-Falah Ploso, Pesantren Tebuireng, dan terakhir dilakukan di lingkungan Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Minggu (21/12).
Juru Bicara Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH Oing Abdul Muid atau Gus Muid menyampaikan hasil pertemuan ketiga tersebut, salah satunya kiai sepuh yang hadir dalam forum Lirboyo itu turut prihatin atas meruncingnya perselisihan di dalam tubuh PBNU.
Menurutnya, perselisihan berkepanjangan itu disebut tidak hanya berdampak pada internal organisasi, tapi menggerus kepercayaan umat dan publik kepada NU sebagai jam'iyyah diniyah ijtima'iyah.
"Musyawarah Kubro memandang bahwa konflik internal PBNU yang berkepanjangan telah meruntuhkan marwah dan wibawa Jam'iyyah Nahdlatul Ulama, serta secara nyata menggerus kepercayaan umat dan publik terhadap NU," kata Gus Muid dalam keterangannya, Minggu (21/12).
Dengan demikian, para kiai dan ulama NU memint agar Rais Aam yang dinahkodai KH Miftachul Akhyar dan Ketua PBNU Gus Yahya untuk segera melakukan islah secara sungguh-sungguh dalam waktu 3x24 jam.
"Demi menjaga keutuhan Jam'iyyah dan mengembalikan kehormatan Nahdlatul Ulama (NU), Musyawarah Kubro meminta kepada Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU untuk melakukan ishlah secara sungguh-sungguh, paling lambat dalam waktu 3 × 24 jam, terhitung sejak Ahad, 21 Desember 2025 pukul 12.00 WIB," ucapnya.
Apabila islah belum terlaksana dalam waktu yang sudah ditentukan, lanjut Gus Muid, maka forum Lirboyo atau Musyawarah Kubro itu meminta agar kewenangan dan kepemimpinan diberikan kepada jajaran Mustasyar PBNU.
"Apabila islah tidak dapat dilaksanakan, Musyawarah Kubro meminta kepada kedua pihak untuk menyerahkan kewenangan dan kepercayaan kepada Mustasyar PBNU guna menyelenggarakan Muktamar Nahdlatul Ulama Tahun 2026," katanya.
Langkah terakhir yang disiapkan apabila kedua hal tersebut tidak terlaksana, maka kiai sepuh NU sepakat mendorong penyelenggaraan Muktamar Luar Biasa (MLB) atas dukungan NU daerah.
"Apabila kewenangan tersebut juga tidak diserahkan kepada Mustasyar, maka Musyawarah Kubro bersepakat untuk menyelenggarakan MLB melalui penggalangan dukungan 50 persen + 1 PWNU dan PCNU," terangnya.
MLB itu rencananya akan diselenggarakan paling lambat sebelum keberangkatan kloter pertama jemaah haji tahun 2026. Sedangkan kepanitiaan MLB disusun oleh dan dari unsur PWNU dan PCNU, dengan melibatkan unsur internal NU yang dipandang perlu.
Sementara itu, Gus Yahya menanggapi desakan yang disampaikan Musyawarah Kubro. Dia mengaku siap islah untuk menyelesaikan sengketa berkepanjangan di dalam tubuh PBNU.
Gus Yahya juga mengaku siap untuk menjalankan tabayun atas semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya, termasuk siap diperiksa melalui mekanisme apa pun dengan menghadirkan bukti dan saksi yang diperlukan.
"Pertama, saya senantiasa terbuka untuk diperiksa dan ditabayunkan terhadap apa pun yang dituduhkan kepada saya, melalui cara apa pun, dengan menghadirkan semua bukti dan semua saksi yang diperlukan," kata Gus Yahya dikutip dari akun media sosialnya, Senin (12/22).
Gus Yahya menegaskan dirinya juga sudah sejak awal ingin islah dan mengikuti keputusan struktural NU sepanjang belandaskan kebenaran.
"Sejak detik pertama saya senantiasa menginginkan islah. Saya siap bina al-haq bina al-haq bina al-haq, bukan bina al-batil," ujarnya.
"Saya sepenuhnya taslim kepada apa yang telah disepakati oleh keputusan PWNU dan PCNU, serta tafsir dari para mustasyar," imbuhnya.
Setelah menerima desakan dari Musyawarah Kubro itu, Gus Yahya mengaku sudah berupaya untuk menghubungi Rais Aam PBNU, meminta waktu bertemu.
Namun menemui jalan buntu, Gus Yahya mengaku belum mendapat jawaban dari pihak Rais Aam hingga saat ini.
"Sampai sekarang saya belum mendapatkan jawaban. Saya akan menunggu sampai 3 x 24 jam dan saya akan melaporkan hasilnya," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar bocoran dokumen berisi sejumlah skenario oleh para kiai dalam Musyawarah Kubra di Pesantren Lirboyo. Salah satunya, meminta Gus Yahya untuk mundur secara terhormat dari kursi Ketum PBNU.
“Mendesak Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk mundur secara terhormat,” bunyi satu skenarionya.
Ada sejumlah opsi dan langkah politik yang termuat dalam dokumen tersebut. Hal itu guna memengaruhi dinamika internal PBNU yang sedang bergejolak.
Berikut beberapa skenario utama dalam dokumen dari pembahasan forum Lirboyo:
1. Mendesak PBNU untuk melakukan percepatan Muktamar dengan skema mandataris Lampung (islah).
2. Mendorong PWNU dan PCNU agar mengusulkan Muktamar Luar Biasa (MLB) secara tertulis.
3. Mendesak Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya untuk mundur secara terhormat, yang kemudian diikuti desakan kepada pihak Rais Aam.
Selain tiga skenario utama itu, terdapat beberapa opsi lanjutan, salah satunya forum Lirboyo akan berkirim surat kepada Presiden Prabowo Subianto untuk tidak mendukung salah satu pihak yang bertikai dalam perebutan kursi Ketua Umum PBNU.
Selain itu, meminta agar Prabowo tidak mengesahkan Surat Keputusan Kementerian Hukum terkait kepengurusan PBNU. (M Hafid)