ThePhrase.id - Pernahkah kamu merasa hidupmu perlahan bergerak ke arah yang tak kamu inginkan, tapi tetap bertahan karena semuanya terlihat baik-baik saja? Mungkin tanpa sadar, kamu sedang mengalami fenomena yang dikenal sebagai boiling frog syndrome.
Meski namanya menyebut kata “katak”, fenomena ini hanyalah metafora. Idenya berawal dari premis jika seekor katak dimasukkan ke air mendidih, ia akan langsung melompat keluar. Tapi jika dimasukkan ke air hangat yang dipanaskan perlahan, ia tak akan sadar bahaya hingga akhirnya mati.
Konsep ini menggambarkan bagaimana manusia sering gagal menyadari ancaman ketika perubahan terjadi sedikit demi sedikit. Misalnya, bertahan di pekerjaan yang makin membuat stres karena beban meningkat secara perlahan, atau tetap berada di hubungan yang kian tidak sehat karena penurunan kualitasnya tidak terasa drastis.
Hal serupa juga terjadi pada kesehatan. Misalnya, mengabaikan gejala ringan yang lama-lama menjadi penyakit serius. Atau bahkan pada skala global seperti krisis iklim. Selama puluhan tahun, ilmuwan telah memperingatkan dampak pemanasan global, tetapi banyak orang masih bersikap seolah semuanya baik-baik saja, meski tanda-tandanya sudah jelas di depan mata.
Dilansir dari idntimes.com, ada beberapa kebiasaan yang membuat kita rentan terjebak dalam boiling frog syndrome. Salah satunya adalah terlalu beradaptasi terhadap tekanan tanpa memberi batasan yang sehat. Tekanan ini bisa datang dari berbagai arah, mulai dari tuntutan pekerjaan, pasangan, kebutuhan anak dan orang tua, hingga ekspektasi sosial yang terus menghimpit.
Selain itu, mindset yang keliru tentang tanggung jawab juga dapat menjadi jebakan. Banyak orang merasa harus memendam masalah sendiri, menekan emosi berulang kali, dan mengorbankan diri terlalu lama demi orang lain. Padahal, kebiasaan ini hanya membuat energi terkuras tanpa disadari.
Kita juga sering kali tidak mengenal batas energi yang dimiliki. Tanda-tanda kelelahan, baik secara fisik maupun mental, diabaikan demi terus menjalankan rutinitas. Lama-kelamaan, tubuh dan pikiran kehilangan kapasitasnya untuk bekerja secara optimal.
Faktor lain yang tak kalah berpengaruh adalah ketakutan akan perubahan. Banyak orang memilih bertahan di zona nyaman, meski sebenarnya merugikan, karena merasa lebih aman dengan yang sudah familiar daripada harus mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian.
Kunci utama untuk menghindari boiling frog syndrome adalah melatih kesadaran. Seperti dilansir dari Tirto.id yang merujuk pada Bright Bird dan Better Human, ada beberapa langkah yang bisa membantu kamu terhindar dari situasi yang secara perlahan “menggerus” hidupmu, termasuk:
Pada akhirnya, boiling frog syndrome mengingatkan kita bahwa bahaya terbesar sering kali datang bukan dari perubahan besar yang tiba-tiba, melainkan dari pergeseran kecil yang terus kita abaikan. Kalau kamu merasa sedang berada dalam “air yang mulai panas,” langkah kecil hari ini bisa menyelamatkan masa depanmu. Mau mulai dari mana? [nadira]