ThePhrase.id – Dalam upaya mempercepat konektivias di wilayah Gerbangkertosusilo atau Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan membangun jalur kereta api yang menghubungkan wilayah tersebut.
Gubernur Jawa Timur Khofifa Indar Parawansa mengatakan pembangunan jalur kereta api tersebut merupakan upaya Pemprov Jawa Timur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan satelit Jawa Timur.
Pembangunan jalur kerata api ini, akan dijalankan dengan menjalin kerja sama dengan Kfw (Kreditanstalt Fur Wiederaufbau) Office Jakarta atau Bank Pembangunan Jerman kantor Jakarta.
Rencana kerja sama ini diumumkan Gubernur Jawa Timur pada saat menerima Green Infrastructure Initiative (GII) Portofolio Manager KfW Frankfrut Jerman Olaf Georke di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (23/11).
Khofifah menjelaskan, selain untuk konektivitas, pembangunan jalur kereta api di wilayah Gerbangkertosusila ini sesuai dengan mandat Perpres No. 80 Tahun 2019 terkait pentingnya membangun konektivitas transportasi publik di wilayah Gerbangkertosusilo.
Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Manager Kfw Frankfrut Jerman Olaf Georke membahas tentang pembangunan SRRL. (Foto: kominfo.jatimprov.go.id)
“Ini menjadi kebutuhan dari konektivitas di wilayah Gerbangkertasusila, sekaligus melaksanakan salah satu dari mandat Perpres No. 80 Tahun 2019 yaitu membangun konektivitas transportasi publik di wilayah Gerbangkertasusila. Mengenai hal ini sudah pernah berdiskusi dengan beberapa menteri sampai dengan Bapak Presiden RI Jokowi. Apakah ada yang elevated, underground, atau menggunakan rel yang ada?,” jelas Khofifah Indarparawansa.
Menurut Khofifah, akan ada beberapa format pembangunan jalur kereta api di wilayah Gerbangkertosusila sebagaimana disampaikan oleh Kwf atau Bank Pembangunan Jerman. Pertama adalah jalur Stasiun Gubeng-Sidoarjo, dan kedua jalur Stasiun Gubeng – Stasiun Kota – Stasiun Pasar Turi. Ketiga ada ada juga jalur Lamongan – Gresik dan Gubeng – Mojokerto. Sedangkan untuk format pembiayaan adalah hibah dan pinjaman atau loan.
Total pembiayaan pembangunan jalur kareta api fase 1 mencapai USD. 337.977.800 dengan rincian total hibah sebesar USD 89.222.800 dan loan sebesar 248.755.000.
“Mr Olaf telah berkomunikasi dengan Menkeu dan Menteri Bappenas. Nanti selanjutnya juga akan dilakukan komunikasi dengan Walikota Surabaya beserta jajaran terkait pembangunan ini. Setelah selesai semua, baru pihak KfW akan menyampaikan untuk mendapat persetujuan dari Bank Pembangunan Jerman baik membantu lewat hibah maupun loan,” imbuh Khofifah.
Commuter line Surabaya – Sidoarjo yang sudah ada. (Foto: Wikimedia Commons/ Akmal Darari)
Khofifah menegaskan, rencana pembangunan jalur kereta Surabaya Regional Railways Lines (SRRL) di wilayah Gerbangkertosusila ini, sebagai jawaban untuk kebutuhan trasportasi yang modern, pro environment, pro climate, serta mengedepankan aspek ramah lingkungan.
“Transportasi publik ini modern, pro environment, pro climate, mengedepankan aspek ramah lingkungan. Karena sentralnya di Surabaya yang menjadi Kota Terbersih se-ASEAN, maka tentu prosesnya harus dikomunikasikan dengan persetujuan Pemkot Surabaya,” tuturnya.
Manager KfW Frankfrut Jerman Olaf Georke mengatakan pembangunan jalur kereta api ini sejalan dengan misi penghijauan di Kota Surabaya. Ia juga menyampaikan apresiasi atas kebersihan dan gerakan penghijauan yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya.
“Bagi Jerman, Kota Surabaya dipandang sebagai kota yang sangat bersih dan hijau. Sejalan dengan kegencaran Pemerintah Indonesia dan Jerman dalam pembangunan hijau, maka pembangunan SRRL itu akan pro environment dan pro climate,” ujar Olaf Georke. [Syifaa]