ThePhrase.ID – Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya meninggalkan jejak sejarah yang hingga saat ini masih bisa kita saksikan. Beragam tempat bersejarah di Kota Pahlawan terus diabadikan untuk mengingatkan kita akan perjuangan arek-arek Surabaya melawan penjajah.
Berikut ini 4 jejak sejarah pertempuran 10 November yang hingga saat ini bisa kita kunjungi:
Hotel Yamato
Hotel Majapahit. (Foto: Wikimedia Commons/Firdus Steijlen)
Hotel Yamato kini telah berubah nama menjadi Hotel Majapahit. Sebelum bertransformasi menjadi hotel mewah yang berada di Jalan Tunjungan, hotel tersebut memiliki sejarah.
Hotel Yamato adalah tempat terjadinya perobekan bendera Belanda yang menjadi awal mula terjadinya pertempuran 10 November 1945.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat gerakan pengibaran Bendera Merah Putih di seluruh wilayah Indonesia. Namun, ketika Bendera Merah Putih berkibar pada malam hari tanggal 19 September 1945 sekelompok orang Belanda memasang benderanya di atas Hotel Yamato tanpa persetujuan Pemerintah Indonesia Daerah Surabaya.
Tentu itu akan mengakibatkan masyarakat marah dan terjadilah insiden penyobekaan bendera Belanda dengan merobek bagian birunya dan mengibarkan kembali Bendera Merah Putih.
Setelah insiden ini pada tanggal 27 Oktober 1945 adalah puncak di mana pertempuran dimulai antara Indonesia melawan serangan-serangan kecil dari tentara Inggris yang kemudian berubah menjadi serangan umum dan peperangan besar.
Gedung Internatio
Gedung Internatio (Foto: Wikimedia Commons/Mujionomaruf
Terletak di Jalan Jayengrono yang berbatasan dengan stasiun Jembatan Merah dan Jembatan Merah Plaza, Gedung Internatio menjadi saksi sejarah pertempuran 10 November 1945. Setelah Jepang menyerah pada 25 Oktober 1945, mendaratlah tentara sekutu di dermaga Tunjungan di bawah pimpinan Brigjen AWS Mallaby.
Tanpa seizin Pemerintah Indonesia, mereka melepaskan tahanan Belanda dan menempati gedung-gedung di Surabaya, salah satunya adalah Gedung Internatio.
Tindakan tersebut membuat arek-arek Surabaya marah dan mengepung gedung tersebut hingga terjadinya pertempuran. Presiden RI saat itu diminta turun tangan untuk mengatasi masalah dan membentuk badan penghubung yang disebut Biro.
Badan tersebut hampir menyelesaikan masalah namun gagal ketika tentara Inggris menembak mobil kontak Biro dari dalam Gedung Internatio. Ini semakin membuat pemuda Surabaya semakin marah hingga terjadi pertempuran yang sengit dan dikenal dengan sebutan Pertempuran Surabaya.
Terletak di Jalan Tunjungan, Gedung Siola kini berfungsi sebagai Mall Pelayan Publik sekaligus Museum Surabaya yang memamerkan sejarah Surabaya.
Gedung Siola memiliki peran penting dalam pertempuran Surabaya. Dahulu gedung ini bernama White Laidlaw. Pada saaat itu, gedung ini digunakan oleh pemuda Surabaya untuk menahan pasukan Inggris yang datang dari utara.
Kini, gedung Siola menjadi museum, pusat perbelanjaan, dan pusat pelayanan publik. Gedung ini juga dilengkapi co-working space yang nyaman sehingga bisa digunakan sebagai tempat belajar, bekerja maupun menyelesaikan pertemuan bisnis.
Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan dari depan pintu masuk. (Foto: Wikimedia Commons/Abduamri)
Tugu Pahlawan adalah monumen yang dibangun untuk memperingati pertempuran 10 November 1945. Monumen ini terletak di Jalan Pahlawan dan didirikan oleh Doel Arnowo yang menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya pada saat itu.
Tugu Pahlawan kini menjadi museum yang dapat dikunjungi setiap saat. Generasi saat ini bisa mempelajari sejarah 10 November yang disajikan dalam berbagai media mulai dari foto, film, serta diorama.
Tugu Pahlawan juga sebagai simbol apresiasi dan dedikasi untuk para pemuda yang tak dikenal yang gugur pada pertempuran 10 November 1945. [Syifaa]