Jokowi Sebut Kriteria Ideal Capres, Pengamat IPI: Kriteria Ganjar Pranowo

ThePhrase.id - Karyono Wibowo, Pengamat Politik Indonesian Public Institute (IPI) menyebut kriteria ideal calon presiden yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo saat hadiri acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Senayan, Jakarta, merujuk kepada sosok Ganjar Pranowo.

“Dalam perspektif semiotika, bisa saja pernyataan Jokowi mengarah pada sosok Ganjar Pranowo,” ucap Karyono di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (16/5). Karyono menyatakan, kriteria yang dipaparkan Presiden Jokowi memang dapat dimaknai berlaku kepada calon-calon presiden yang akan maju pada pemilihan presiden (Pilpres) mendatang. Namun, lanjut Karyono, salah satu indikator yang membuatnya yakin yaitu hasil dari beberapa lembaga survei yang memiliki temuan Ganjar merupakan pemimpin dengan sifat merakyat, seperti salah satu kriteria yang disebut oleh Jokowi. “Salah satu indikatornya, misalnya, dari hasil beberapa lembaga survei menunjukkan Ganjar dipersepsikan merakyat,” imbuh Karyono.

Presiden Joko Widodo diketahui menyebutkan kriteria dari calon presiden yang dibutuhkan oleh rakyat Indonesia saat menghadiri acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Gedung Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (14/5). “Rakyat kita, rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tepat, butuh pemimpin yang benar, yang dekat dengan rakyat, yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan, dan pemberani, yang berani, pemberani demi rakyat,” seburt Presiden Jokowi.

Ganjar Sosok Capres dengan Sifat Pemberani

Selain merakyat, Deddy Yevri Sitorus, Sekretaris Tim Koordinasi Nasional Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 yakin bahwa Ganjar Pranowo merupakan sosok pemberani yang dimaksud Presiden Jokowi pada pidato tersebut. Pernyataan Ganjar Pranowo saat menolak kehadiran Tim Nasional Israel bermain di Piala Dunia U-20 di Indonesia merupakan salah satu sikap berani yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah tersebut. “Ganjar Pranowo terbukti berani menolak partisipasi Israel, yang berisiko menurunkan popularitasnya, demi menjaga amanat konstitusi, regulasi, dan risiko ancaman kerentanan keamanan jika Israel bertanding dalam perhelatan besar seperti Piala Dunia U-20,” tandas Deddy. (Rangga)