features

Jusuf Kalla Kritik Nadiem sebagai Menteri yang Tak Paham Pendidikan

Penulis Aswandi AS
Sep 12, 2024
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI, Jusuf Kalla. (Foto: Instagram/jusufkalla)
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 RI, Jusuf Kalla. (Foto: Instagram/jusufkalla)

ThePhrase.id - Bukan hanya program dan kebijakannya saja yang banyak dikritik dan digugat publik menjelang lengser, menteri-menteri  Presiden Joko Widodo juga dinilai ada yang tidak kompeten dan merusak kementerian yang dipimpinnya.  Salah satunya, adalah Menteri  Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makariem yang disebut tidak berpengalaman, tidak pernah turun ke daerah dan jarang ke kantor.

Tidak tanggung-tanggung yang mengkritik Menteri Nadiem Makariem ini adalah Wakil Presiden ke 10 dan ke -12 Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla yang akrab dipanggil JK.  Jusuf Kalla menilai, menteri yang mengurus pendidikan itu harusnya adalah orang yang berpengalaman di bidangnya, bukan sosok pesanan yang tidak memahami masalah pendidikan.

"Jadi orangnya dulu, apa yang mau dicapai, baru anggaran. Semua tokoh pendidikan selalu memimpin pendidikan di Indonesia. Begitu menterinya tidak ngerti pendidikan ditambah malas lagi mengurusi pendidikan, kacaulah semua ini," kata JK dalam diskusi  Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan,  di  Jakarta, Sabtu (9/9/2024).

JK mengulas, bahwa selama ini, pendidikan di Indonesia diurus oleh tokoh-tokoh pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, Soemantri Brodjonegoro, Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Juwono Sudarsono, Abdul Malik Fadjar, Muhadjir Effendy, Mohammad Nuh dan Anies Baswedan.

JK juga menyentil, karena bukan bidangnya, membuat Nadiem jarang ke kantor dan malas turun ke daerah melihat langsung potret pendidikan di tengah masyarakat.  Ketidakmengertian dengan pendidikan juga berakibat pada pengelolaan alokasi anggaran pendidikan yang tidak tepat. Karena itu, menurut JK  yang diperbaiki bukan pada anggarannya tapi menteri pendidikannya yang  harus belajar mengelola anggaran.

"Jadi bukan hanya anggaran diperbaiki, tapi orang yang melaksanakan anggaran juga harus lebih diperbaiki. Percuma kalau bicara anggaran sekian tanpa orang yang me-manage anggaran itu dengan baik," kata JK.

Nadiem Makariem yang sejak awal diragukan kompetensinya,  dinilai miskin gagasan tentang memajukan pendidikan di Indonesia. Karena itu dia jarang sekali memenuhi undangan pihak kampus atau perguruan tinggi.

Pengamat Pendidikan, Edi Subkhan mengungkapkan Nadiem adalah salah satu menteri yang jarang hadir pada acara yang diselenggarakan institusi pendidikan. Biasanya hanya mengirim ucapan selamat melalui video.

“Seorang Nadiem Makarim kalau dalam lingkup kampus sendiri menjadi pertanyaan sebenarnya, karena  menjadi salah  satu menteri yang paling jarang mau diundang secara formal ke kampus untuk diskusi,” kata Edi, Senin 9 September 2024.

Jusuf Kalla Kritik Nadiem sebagai Menteri yang Tak Paham Pendidikan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makariem. (Foto: Instagram/nadiemmakarim)

Edi juga mengungkapkan, kalaupun turun ke bawah, Nadiem lebih sering mengunjungi dinas-dinas untuk mengkampanyekan program Merdeka Belajar, yakni Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar  dan menghapus ujian nasional di SD, SMP dan SMA.   Sebuah konsep belajar yang dinilai  JK  belum tepat diterapkan pada siswa di Indonesia, karena  konsep tersebut bisa membuat siswa semakin malas belajar.

"Kita semua pernah sekolah. Kapan kita belajar? Kan kalau mau ujian. Ya kan? Kalau tidak ada ujiannya, kapan belajarnya? Semua, Kampus Merdeka. Apa merdekanya? Tidak merdeka saja tidak belajar, apalagi merdeka," ujar JK.

JK juga mempertanyakan efektifitas konsep itu, jika semua sekolah beralih ke Kurikulum Merdeka. Menurutnya, pola belajar siswa di Indonesia masih konservatif dan tak bisa disamakan dengan negara lain. JK menyarankan untuk tidak asal meniru sistem pendidikan di luar negeri.  Dan bila mau studi banding tentang sistem pendidikan jangan ke Finlandia atau Swedia, tapi pergilah ke China, Korea, Jepang, atau India yang populasinya mirip dengan Indonesia dan yang memperlakukan ujian nasional dalam pendidikannya.

Di tengah keraguan publik tentang kapasitas dan kompetensinya, Nadiem juga ditugaskan oleh Jokowi untuk mengelola lembaga riset dan teknologi nasional pasca dihapusnya Kementrian Riset dan Teknologi pada tahun 2021 lalu. Kementerian itu kemudian diganti namanya menjadi Badan Riset Nasional (BRIN) dan menjadi bagian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)  yang dipimpin Nadiem Makariem.  

Pada era Presiden Soeharto, Kementerian Riset dan Teknologi sempat memainkan peran penting dalam industri dan pengembangan teknologi di Indonesia, ketika BJ Habibie sebagai menterinya.  Kemajuan teknologi Indonesia ditandai dengan kemampuan Indonesia mengembangkan teknologi kedirgantaraan dengan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) sebagai sentral industrinya.   Namun kini, lembaga strategis itu sudah jarang terdengar kiprahnya dan lebih banyak mengerjakan pesanan dari pihak swasta atau pesanan dari perusahaan multinasional yang ada di Indonesia.

Nadiem sendiri memilih bungkam saat ditanya awak media tentang kritikan JK itu. Pendiri perusahaan transportasi online Go-Jek tersebut langsung menuju ke arah pintu keluar Gedung Nusantara II,  DPR, usai Rapat kerja dengan komisi X pada Rabu 11 September 2024. Didampingi para pengawalnya Nadiem buru-buru masuk ke dalam mobil Alphard hitam B 1774 ZZH dan segera berlalu.

Di masa kepemimpinnanya, Nadiem telah menghapus Pramuka sebagai ektra kurikuler di sekolah-sekolah.  Juga sempat beredar isu, pendidikan agama akan dihapus dari kurikulum SD, SMP dan SMA. Namun karena publik  bereaksi keras,  isu itu tidak terbukti dan pendidikan agama tetap menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. (Aswan AS)

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic