ThePhrase.id - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta memastikan tidak ada lonjakan harga tiket kereta api setelah Lebaran 2025. Pihaknya mengungkap bahwa kebijakan tarif tetap mengacu pada ketentuan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) yang ditetapkan pemerintah.
"Sistem tarif batas atas dan bawah memberikan fleksibilitas kepada KAI dalam menentukan harga tiket, selama tetap berada dalam koridor yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, sistem ini dirancang untuk menjaga keterjangkauan harga, terutama pada periode krusial seperti musim mudik. Kebijakan tarif ini juga menjadi bentuk perlindungan konsumen sekaligus memastikan layanan transportasi publik tetap aman dan nyaman.
Lebih lanjut, Ixfan menegaskan bahwa penjualan tiket selama musim mudik Lebaran 2025 tetap berpegang pada komitmen untuk menjaga harga tiket tetap terjangkau sesuai regulasi.
"Tidak ada lonjakan harga di luar batas yang telah ditetapkan oleh Kemenhub. Penyesuaian harga dilakukan secara transparan dan sesuai mekanisme pasar dalam koridor TBA-TBB," kata Ixfan.
Ia menambahkan, keluhan terkait mahalnya tiket biasanya muncul dari penumpang yang membeli tiket mendekati hari keberangkatan. Namun, harga tersebut tetap berada dalam batas tarif yang diizinkan.
Selama masa Angkutan Lebaran (Angleb) 2025/1446 H yang berlangsung pada 21 Maret – 3 April 2025, KAI Group mencatat total 17.687.778 penumpang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.829.610 orang menggunakan layanan Kereta Api Jarak Jauh dan KA Lokal yang dioperasikan langsung oleh KAI. Adapun layanan Commuter Line dan KA Lokal yang dikelola KAI Commuter melayani 13.442.122 penumpang.
Sementara itu, LRT Sumsel mencatat 197.071 pelanggan, KAI Wisata melayani 11.346 pelanggan, dan KAI Bandara melayani 283.286 pelanggan. Di sisi lain, layanan Whoosh oleh KCIC mencatat 206.189 penumpang, LRT Jabodebek 709.875 penumpang, dan KA Makassar–Parepare menarik 8.279 penumpang. [nadira]