Thephrase.id - Karut-marut terjadi dalam nomor ganda putra Olimpiade Paris 2024. BWF sempat mencoret wakil Prancis, tetapi menerimanya lagi karena menang banding di CAS.
Kasus bermula ketika Ronan Labar/Lucas Corvee berada di ranking yang lebih tinggi daripada Christo Popov/Toma Junior Popov dalam pemeringkatan menuju Olimpiade Paris.
Akan tetapi, BWF mengaku salah menghitung. Jadi, Christo Popov/Toma Junior Popov berada di peringkat ke-37 dan unggul 29 poin atas Ronan Labar/Lucas Corvee di posisi ke-38.
Maka, Christo Popov/Toma Junior Popov yang berhak bermain di Olimpiade Paris mewakili Prancis. Namun, Ronan Labar/Lucas Corvee tidak menyerah dan mengajukan banding ke Pengadilan Arbritasi Olahraga atau CAS.
CAS memenuhi gugatan Ronan Labar/Lucas Corvee dan meminta BWF untuk memasukkannya ke Olimpiade Paris sebagai kasus khusus atau pengecualian. International Olympic Committee (IOC) belakangan juga turun tangan.
International Olympic Committee (IOC) memberikan validasi sehingga Ronan Labar/Lucas Corvee dapat bermain di ganda putra Olimpiade Paris, yang kini pesertanya menjadi 17 pasangan.
PBSI menyikapi kesalahan BWF tersebut dengan melancarkan protes keras. Sekjen PBSI, Fadil Imran menyatakan kekecewaan yang sangat mendalam karena keteledoran tersebut.
"Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tapi juga seluruh pasangan yang bertarung di Olimpiade Paris," beber Fadil Imran.
Dengan kesalahan BWF ini, maka satu dari empat grup ganda putra Olimpiade Paris bakal dihuni oleh lima peserta. Kondisi ini tentu merugikan karena bakal membuat pasangan yang masuk grup itu menjadi kelelahan.
"Jika nanti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto masuk ke grup yang berisi lima pasangan, maka mereka akan bertanding empat kali di penyisihan grup. Ini sangat merugikan karena ada penambahan satu pertandingan," tegasnya.