ThePhrase.id - Kebakaran hebat di Los Angeles, California Amerika Serikat, belum ada tanda-tanda berakhir. Justru makin meluas dan menyebar secara sporadis ke beberapa kawasan di kota terpadat kedua di Amerika Serikat itu. Termasuk juga perumahan mewah milik para selebritis dunia di Palisade, wilayah barat Los Angeles.
Banyak netizen yang menyebut kebakaran hebat ini sebagai balasan terhadap ucapan Presiden Donald Trump, yang akan membuat wilayah Timur Tengah, terutama Gaza, menjadi neraka jika Hamas tak segera membebaskan sandera Israel. Beberapa fakta aneh di dalam kebakaran itu disebut sebagai bukti dari campur tangan Tuhan yang diperkuat dengan petikan ayat-ayat dalam kitab suci.
Kebakaran yang terjadi sejak Selasa 7 Januari 2025 itu belum ada tanda-tanda berhenti dan makin meluas. Hingga hari ke delapan atau per 15 Januari 2025 total lahan yang hangus akibat kebakaran di Los Angeles Conty itu mencapai 40.000 hektar, merusak sekitar 12.300 bangunan, menewaskan 24 orang, dan menyebabkan 16 orang lainnya hilang.
Dikutip dari NBC News, Selasa (14/1) penyebab kebakaran Los Angeles dipicu oleh angin Santa Ana yang bersifat kering. Angin ini berembus di atas pegunungan Sierra Nevada dan Santa Ana, kehilangan kelembapan, memanas, dan ketika angin ini bertiup melalui celah-celah pegunungan, memperoleh banyak kecepatan. Kemudian, saat bertiup di atas California selatan, anginnya sangat cepat, kering, dan lebih hangat. Angin inilah yang membawa api ke Los Angeles, melahap vegetasi kering, bangunan mewah, dan memicu beberapa kebakaran hutan terburuk dalam sejarah LA.
Kerugian diperkirakan telah mencapai Rp4.000 triliun. AccuWeather, sebuah perusahaan prakiraan cuaca di Amerika memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Los Angeles antara 250-275 miliar dollar AS atau sekitar Rp4.000 triliun hingga Rp4.469 triliun.
Kebakaran terparah terjadi di area dari Santa Monica hingga Malibu, yang berdampak pada beberapa real estate termahal di negara tersebut, dengan nilai rata-rata rumah lebih dari 2 juta dollar AS atau sekitar Rp32,5 miliar.
Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, mengatakan kebakaran ini sebagai bencana kebakaran hutan terburuk sepanjang sejarah Amerika. Api bergerak cepat karena ada angin badai yang membawa api ke segala arah.
“Angin berkekuatan badai mengirimkan api yang merobek-robek lingkungan yang dipenuhi dengan rumah-rumah bernilai jutaan dollar. Kehancuran yang ditinggalkan sangat memilukan, dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat mengejutkan," kata Porter.
Pemadam kebakaran tidak mampu mengendalikan sebaran api bukan hanya karena luasnya area yang terdampak tetapi juga ketersedian air yang minim akibat kekeringan di lokasi kejadian. Petugas tidak hanya disibukkan dengan api tetapi penjarahan yang terjadi di zona evakuasi. Sembilan orang didakwa karena melakukan penjarahan, Senin (13/1/2025). Jaksa Wilayah Los Angeles, Nathan Hochman mengatakan, tuduhan tersebut termasuk untuk satu perampokan yang menghasilkan 200.000 dollar AS atar sekitar Rp3,2 miliar dan satu kasus pencurian patung Emmy.
Kebakaran hebat Los Angeles ini bersamaan dengan ancaman Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump yang akan membuat wilayah Gaza dan Timur Tengah menjadi neraka. Trump akan melaksanakan ancaman itu sebelum pelantikannya 20 Januari 2025 jika Hamas tidak membebaskan sandera.
“Jika kesepakatan ini tidak dilakukan dengan orang-orang yang mewakili negara kami, sebelum saya menjabat, semua neraka akan terjadi,” kata Trump dalam konferensi pers di klubnya Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida, pada Selasa, 7 Januari 2025, atau pada hari yang sama awal terjadinya kebakaran di Los Angeles.
Dan ternyata ucapan Trump tentang neraka itu benar-benar terjadi. Namun kejadiannya bukan di Gaza tapi Los Angeles, kota terpadat kedua di Amerika setelah New York. Sebuah kota impian tempat para selebritis dunia berdomisili dengan segala keglamourannya yang berjuluk City of Angles. Dan kini gemerlapnya Los Angeles berubah muram dengan bekas kebakaran di beberapa bagiannya.
Kesamaan waktu kejadian ucapan Trump dengan kebakaran itulah yang membuat banyak para netizen bereaksi emosional dan menyebut sebagai balasan Tuhan atas kesombongan Trump.
Seperti akun instagram Ajo_Khoirunnas yang menyebut kebakaran itu sebagai “Balasan bagi Si Sombong”. Juga akun X @ririnafiya, yang menulis Trump mengancam kita dengan neraka di Timur Tengah, jadi Allah mengirim neraka ke Los Angeles, untuk menunjukkan kepada kita seperti apa neraka sebenarnya.
Reaksi emosional netizen itu bukan hanya karena keberpihakan politik dalam konflik Israel dan Palestina, tetapi juga keberpihakan pada nilai kemanusiaan. Karenanya, meskipun kebakaran itu sebuah tragedi sangat besar, namun sangat sedikit ungkapan simpati kepada Amerika. Pasalnya, selama ini publik telah banyak disuguhi dengan foto dan video tentang derita rakyat Palestina akibat kekejaman penjajahan Israel, negara yang dibela Trump.
Fakta-fakta yang ada dalam kebakaran itu seperti pohon tunggal yang terbakar, video tentang bola api yang berjalan dan angin Santa Ana yang membawa api ke segala arah, yang disebut oleh badan Metereologi, AccuWeather semakin menguatkan keyakinan sebagian netizen tentang ada campur tangan Tuhan dalam peristiwa itu. Netizen banyak yang mengaitkan fakta itu dengan angin yang membawa api yang tercantum dalam Alqur’an, Surat AlBaqoroh ayat 266.
Faashoo baha I’shooron fiihi naaron fakhtaroqot. Kazaa lika yubayyinullahu lakumul aayaati laallakum tatafakkaruun, (Kemudian kebunnya ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakar habis. Demikianlah Allah menerangkan tanda-tanda kekuasaanNya kepadamu agar kamu berpikir).
Pernyataan Trump itu juga diyakini netizen berlatar belakang keyakinan dan ajaran agama Yahudi yang menjadi doktrin politik Israel menjajah Palestina, yang menganggap Palestina sebagai tanah yang dijanjikan untuk Yahudi sebagai bangsa terpilih.
Apakah reaksi netizen itu salah atau berlebihan? Dalam perspektif Ilmu Komunikasi, hal seperti itu adalah wajar dan biasa saja. Karena setiap orang akan merespon pesan atau informasi sesuai dengan pengetahuannya, kapasitas intelektual, pandangan politik, latar belakang budaya, ajaran agama, dan lain-lain. (Aswan AS)