ThePhrase.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghimbau pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk siswa tingkat SMA, SMK, dan SLB di Jawa Timur agar dilakukan secara daring. Hal tersebut terkait dengan kebijakan PPKM Darurat Jawa-Bali tanggal 3 sampai 20 Juli 2021 mendatang.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa pandu masa orientasi siswa baru sebelum pandemi dok. 2019 (Foto: Facebook Khofifah Indar Parawansa)
Meskipun dilakukan secara daring, Gubernur Khofifah berharap agar pelaksanaan MPLS tetap dipersiapkan dan digelar sebaik mungkin oleh pihak sekolah dan para guru.
“Kepada para Kepala Sekolah dan para Guru agar menyiapkan pelaksanaan tahun ajaran baru 2021/2022 ini dengan sebaik-baiknya, baik dari aspek sistem pembelajaran maupun sumber daya manusianya,” ujar Khofifah dalam siaran persnya, Senin (12/7).
Menteri Sosial Republik Indonesia periode tahun 2014-2018 tersebut juga berharap bahwa pelaksanaan MPLS dapat membantu menyiapkan mental siswa baru jenjang SMA, SMK, dan SLB serta menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar yang efektif di masa pandemi Covid 19.
“Meski dilakukan secara daring, namun lewat MPLS ini akan tercipta interaksi positif antar siswa dan warga sekolah lainnya. Semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan,” sambungnya.
Lebih jauh, Gubernur Khofifah juga memaparkan meskipun terdampak pandemi, Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah siswa terbanyak yang dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNPMTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) di antara provinsi-provinsi lainnya.
Berdasarkan Buku Panduan MPLS yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, kegiatan MPLS tingkat SMA, SMK, dan SLB dilaksanakan mulai tanggal 12 hingga 14 Juli 2021 pukul 07.00 – 12.00 atau menyesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing.
Seperti kegiatan masa orientasi pada umumnya, para siswa peserta MPLS wajib memakai seragam sekolah dengan atribut lengkap atau menggunakan seragam SMP/MTs dengan atribut lengkap. Selain itu, Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang turut ikut serta memandu kegiatan MPLS juga wajib memakai seragam sesuai dengan ketentuan sekolah masing-masing.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: komibfo.jatimprov.go.id)
“Saya berharap pembelajaran pada tahun ajaran baru ini benar-benar efektif untuk proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan karakter siswa-siswi kita, sehingga kita bisa menekan terjadinya learning loss dan character loss seperti yang kira khawatirkan selama ini,” tandas Khofifah.
Alumnus Universitas Airlangga tahun 1991 ini juga menghimbau agar para orang tua dan wali siswa untuk turut berpartisipasi aktif dalam proses belajar putra-putrinya yang sementara ini dilakukan dengan metode jarak jauh dengan meluangkan waktu untuk mendampingi kegiatan belajar siswa maupun berkomunikasi dengan pihak guru mengenai perkembangan belajar peserta didik dari rumah.
“Saya ucapkan selamat dan sukses kepada seluruh anak-anakku siswa dan siswi se Jawa Timur yang pada hari ini Senin (12/7) telah secara resmi dinyatakan memasuki jenjang yang lebih tinggi yakni SMA/SMK/SLB,” ungkapnya.
Tanggapan masyarakat Jawa Timur terutama para orang tua dan wali murid mengenai kegiatan belajar mengajar yang sampai saat ini masih dilakukan secara daring pun bervariatif. Melalui sosial media, para orang tua dan wali siswa juga menyampaikan saran agar kegiatan vaksinasi murid dapat dilakukan melalui sekolah agar dapat segera melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
“Siswa Siswi SMP/SMA/SMK mungkin bisa divaksinasi dulu sebelum nanti sekolah tatap muka Bu Khofifah,” ujar salah satu warganet.
Hal senada disampaikan warganet lainnya. “Ibu Gubernur, tolong dikoordinasi vaksin buat anak-anak secara kolektif di sekolah, terima kasih,” imbuh warganet. [Regita]