regionalBatik

Keindahan Batik Bakaran Khas Pati, Warisan Kerajaan Majapahit

Penulis Ashila Syifaa
Mar 25, 2024
Macam-macam motif Batik Bakaran. (Foto: jalurrempah.kemdikbud.go.id)
Macam-macam motif Batik Bakaran. (Foto: jalurrempah.kemdikbud.go.id)

ThePhrase.id - Jawa Tengah dikenal dengan karya dan warisan batik yang beragam dan melimpah, salah satunya batik di Desa Bakaran, Kabupaten Pati yang dikenal dengan pengrajin batik khasnya yaitu Batik Bakaran.

Tak sekadar batik biasa, Batik Bakaran ini sebenarnya merupakan warisan Kerajaan Majapahit yang memiliki sejarah cukup panjang. Keterampilan masyarakat Bakaran dalam membatik ini merupakan hasil pengajaran yang turun temurun.

Keahlian membatik masyarakat Bakaran tak lepas dari Nyi Banoewati yang merupakan penjaga museum pusaka dan pembuat seragam prajurit pada akhir Kerajaan Majapahit abad ke-14.

Ada beberapa motif batik khas Majapahit yang diajarkan oleh Nyi Banoewati antara lain, sekar jagat, padas gempal, magel ati, dan limaran. Selain itu, Nyi Banoewati juga menciptakan motif batik sendiri yaitu motif gandrung. Motif itu terinspirasi dari pertemuan dengan Joko Pakuwon, kekasihnya, di Tiras Pandelikan.

Awal mula motif tersebut dapat terbentuk adalah saat Joko Pakuwon berhasil menemui Nyi Banoewati. Kehadiran Joko Pakuwon membuat Nyi Banoewati yang sedang asyik membatik sangat senang. Kegembiraannya membuat Nyi Banoewati tanpa sengaja mencoret kain batik dengan canting yang berisi malam, karena pada saat itu dia sedang sibuk dengan kegiatan membatik.

Coretan yang tidak sengaja tersebut membentuk motif garis-garis pendek. Ketika memiliki waktu luang, Nyi Banoewati menyempurnakan coretan tersebut menjadi motif garis silang, yang menggambarkan kegandrungan atau kerinduan yang tidak terobati.

Keindahan Batik Bakaran Khas Pati  Warisan Kerajaan Majapahit
Motif Batik Bakaran. (Foto: jalurrempah.kemdikbud.go.id)

Motif-motif khas tersebut membutuhkan perlakuan khusus dalam proses pewarnaan, dengan menggunakan bahan-bahan alami sebagai pewarna. Misalnya, kulit pohon tingi yang menghasilkan warna coklat, kayu tegoran untuk warna kuning, dan akar kudu untuk warna sawo matang.

Namun, sayangnya, bahan-bahan pewarna alami semakin sulit untuk ditemukan. Pada masa itu, batik Bakaran menjadi komoditi yang diperdagangkan antar pulau melalui Pelabuhan Juwana dan menjadi tren di kalangan pejabat Kawedanan Juwana. Meskipun menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan pewarna alami, batik tulis Bakaran tetap diminati oleh banyak orang.

Selain itu, motif batik Bakaran memiliki keunikannya tersendiri, pada umumnya didominasi oleh warna hitam dan cokelat. Untuk corak atau motif pada batik ini beraliran pada corak Batik Tengahan dan Batik Pesisir.

Aliran Tengahan adalah karya Batik yang secara turun menurun diperkenalkan oleh kalangan Kerajaan Majapahit pada masanya. Sedangkan termasuk pada Batik Pesisir karena letak geografis Desa Bakaran yang terletak di pesisir pantai.

Motif batik dengan aliran Batik Pesisir biasanya memiliki motif flora dan fauna, warna dan motif yang dinamis atau tidak kaku. Hal ini terlihat dalam Batik Bakaran yang memiliki ragam motif yang menggambarkan kearifan lokalnya. 

Selain melestarikan motif batik dari Nyi Banoewati, Batik Bakaran juga mengembangkan motif kontemporer seperti, motif motif pohon druju (juwana), gelombang cinta, kedele kecer, jambu alas, dan blebak urang. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic