ThePhrase.id - Time Out, media global asal London, merilis daftar 39 kawasan terkeren di dunia tahun 2025. Menariknya, salah satu kawasan ikonik di Jakarta, yaitu Kemang, turut masuk dalam daftar tersebut.
Penilaian dilakukan berdasarkan berbagai aspek seperti budaya, kenyamanan tinggal, kehidupan malam, kuliner, dan kemampuan kawasan dalam mengikuti perkembangan zaman.
Time Out menjelaskan bahwa kawasan terkeren di dunia adalah tempat yang merepresentasikan jiwa sebuah kota sekaligus mempertahankan keunikan karakteristik lokal yang menarik orang untuk tinggal, bekerja, dan bermain.
Kemang berhasil menempati peringkat ke-28 setelah Little River di Miami, berkat perpaduan unik antara kreativitas, komunitas, dan karakter lokal yang kuat.
Terletak di sisi selatan, tak jauh dari kawasan mewah SCBD, Kemang memiliki suasana yang santai dan menyegarkan. Kawasan ini memiliki nuansa yang kreatif dengan sentuhan bohemian karena deretan koleksi galeri seni, toko desainer lokal, dan butik indie yang mengesankan.
Tak hanya itu, Kemang merupakan salah satu kawasan kuliner yang menjadi favoritnya berbagai kalangan mulai dari anak muda hingga orang tua. Deretan kuliner menarik mulai dari warung makan dan kaki lima berjejer di trotoar di Jalan Kemang Raya dan Jalan Bangka, menambah pilihan kuliner yang ramah di kantong. Saat matahari mulai terbenam, kawasan ini semakin hidup dengan berbagai pedagang yang mulai berjualan.
Di sisi lain, bagi yang ingin menghabiskan malam dengan santai terdapat beberapa speakeasy hingga bar kasual menawarkan suasana yang jauh lebih sederhana dibandingkan pesta di pusat kota.
Time Out memberikan gambaran tentang cara sempurna menghabiskan waktu di Kemang. Mulailah dengan menikmati kopi di Toko Kopi Tuku sebelum menjelajahi galeri seni. Selanjutnya, kunjungi Dia.lo.gue, sebuah pusat seni kontemporer yang menampilkan pameran, kelas, dan kafe yang nyaman. Setelah menikmati karya seni, Anda bisa beristirahat sejenak dari panasnya cuaca Jakarta dengan mampir ke Lippo Mall Kemang. Bagi yang ingin berbelanja, tersedia toko-toko seperti Cayenne Home, The Papilion, dan Elements Concept. Pengunjung juga dapat mencicipi hidangan lokal di berbagai warung kaki lima sebelum mengakhiri malam dengan koktail bergaya Indonesia di Barchi dan menikmati live music di 1920 Lounge & Bar.
Menariknya, sebelum menjadi kawasan yang menjadi destinasi masyarakat untuk bersantai, Kemang memiliki sejarang yang panjang. Bahkan, kawasan sempat dijuluki “tempat jin buang anak” karena letaknya yang terpencil dan minim penerangan.
Lalu, nama Kemang berasal dari pohon kemang atau Mangifera kemanga, sejenis pohon mangga yang memiliki aroma kuat yang dahulu tumbuh subur di Kawasan ini.
Pada tahun 1950-an sampai 1970-an, Kemang merupakan perkampungan betawi yang dipenuhi dengan rumah bilik bambu, masjid tradisional dan lahan perkebungan. Namun, sejak tahun 1970-an, banyak ekspatriat yang mulai menetap di Kemang karena suasananya yang asri namun tetap dekat ke pusat kota. Selain itu, akibat kebijakan Inpres No. 13/1976 tentang perpindahan penduduk dari Jakarta Pusat ke Selatan yang mendorong perkembangan kawasan tersebut.
Lalu pada tahun 1980-an, Kemang mulai dikenal sebagai kawasan hunian mewah dan komunitas ekspatriat dan pada tahun 1998, Gubernur Sutiyoso mengubah Kemang menjadi kawasan komersial.
Hingga saat ini, Kemang dikenal sebagai pusat gaya hidup urban dengan lokasi yang strategis menjadikannya magnet untuk masyarakat dan pelaku berbagai usaha mulai dai F&B hingga industri kreatif. [Syifaa]