sport

Kena Iming-Iming Seleksi, Kiper Muda Bandung Diduga Jadi Korban TPPO ke Kamboja

Penulis Ahmad Haidir
Nov 19, 2025
APPI menyampaikan keprihatinan mendalam atas dugaan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa pemain muda asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rizki Nur Fadilah. Foto Istimewa
APPI menyampaikan keprihatinan mendalam atas dugaan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa pemain muda asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rizki Nur Fadilah. Foto Istimewa

Thephrase.id - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas dugaan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa pemain muda asal Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rizki Nur Fadilah.

Pemain berusia 18 tahun itu disebut dijanjikan seleksi di Medan, namun justru dibawa ke Kamboja dan diduga dipaksa bekerja dalam kondisi yang tidak manusiawi.

APPI menyebut sudah menjalin komunikasi dengan keluarga Rizki dan menyatakan kesiapan untuk membantu proses pemulangannya ke Indonesia. Organisasi tersebut juga mendorong pemerintah dan aparat keamanan untuk menjadikan kasus ini sebagai urgensi penanganan, terutama terkait keselamatan Rizki.

APPI menyampaikan sejumlah poin permintaan kepada pemerintah dan aparat keamanan terkait langkah penanganan kasus ini. Organisasi tersebut menegaskan perlunya tindakan aktif dari kementerian, kepolisian, hingga perwakilan Indonesia di luar negeri.

APPI mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui KBRI di Kamboja untuk memfasilitasi pemulangan dan memberikan pendampingan konsuler kepada Rizki.

Mereka juga meminta kepolisian untuk berkomunikasi langsung dengan pelaku yang diduga terlibat serta mengusut tuntas jaringan perdagangan manusia tersebut.

"Kasus ini bukan hanya persoalan individu, tetapi peringatan bagi semua pihak akan perlindungan pemain muda dan kewaspadaan terhadap modus penipuan berkedok sepak bola. APPI berdiri bersama keluarga Rizki dan mendesak pemerintah serta aparat untuk mengambil tindakan cepat dan tegas," beber Andritany Ardhiyasa, Presiden APPI.

APPI menegaskan kasus ini menjadi sinyal penting bagi dunia sepak bola Indonesia, terutama terkait perlindungan pemain muda dari praktik penipuan. Mereka memastikan akan terus memantau perkembangan kasus dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menjamin proses berjalan transparan.

Di sisi lain, PSMS Medan membantah isu yang mengaitkan klub dengan dugaan perekrutan palsu yang menjerat Rizki. Klub berjuluk Ayam Kinantan itu menegaskan tidak pernah membuka seleksi yang disebut sebagai pintu awal modus TPPO tersebut.

Presiden PSMS, Fendi Jonathan, memastikan informasi mengenai seleksi yang beredar luas di media sosial adalah tidak benar. Ia menyampaikan klarifikasi resmi sekaligus menolak keterlibatan klub dalam kasus tersebut.

"Saya pastikan PSMS tidak pernah membuka seleksi pemain. Kabar yang beredar di media sosial bahwa kita membuka seleksi adalah hoaks," tegasnya.

Fendi menyampaikan rasa prihatin dan kesedihan mendalam atas kejadian yang menimpa Rizki. Ia berharap pemain muda itu dapat segera kembali berkumpul bersama keluarganya di Bandung.

"Kami turut prihatin atas musibah yang menimpa Rizki Nur Fadhilah. Semoga dapat berkumpul kembali dengan keluarganya seperti sedia kala," lanjutnya.

"Kami pun berharap oknum yang mengatasnamakan PSMS Medan tersebut dapat segera tertangkap dan mengungkapkan fakta yang sebenar-benarnya sehingga Rizki dapat segera ditemukan dan dipulangkan dalam keadaan sehat," tandasnya. 

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic