regionalBatik

Kenali Ini Jenis Kebaya Tradisional Indonesia yang Penuh Makna!

Penulis Ashila Syifaa
Oct 06, 2025
Ilustrasi perempuan menggunakan busana kebaya. (Foto: Canva/Odua Images)
Ilustrasi perempuan menggunakan busana kebaya. (Foto: Canva/Odua Images)

ThePhrase.id – Seiring perkembangan zaman, kebaya yang dulu adalah pakaian sehari-hari masyarakat Indonesia telah banyak digantikan oleh busana modern. Namun, kebaya tetap dilestarikan dan mengalami modifikasi agar sesuai dengan selera masa kini.

Agar kebaya tradisional terus terjaga dan diwariskan ke generasi berikutnya, yuk kenali beberapa jenis kebaya tradisional Indonesia yang paling dikenal dan penuh makna.

Kebaya Keraton

Kebaya Keraton merupakan kebaya yang berasal dari lingkungan Istana Yogyakarta dan Surakarta, dan sering terbuat dari beludru hitam dengan bordir emas. Namun, tidak semua kebaya keraton berwarna hitam, warnanya bisa bervariasi tergantung acara dan status pemakai. Kebaya ini memang sering dipadukan dengan kain batik motif klasik seperti parang atau kawung, serta aksesori seperti centhung (hiasan rambut berbentuk sisir) dan sanggul besar, yang merupakan bagian dari tata rias tradisional Jawa.

Kebaya Kartini

Kebaya Kartini merupakan kebaya yang terinspirasi dari R.A. Kartini. Pada umumnya kebaya ini berwarna putih atau krem dan melambangkan emansipasi perempuan. Pada masa kolonial, kebaya ini lebih sering dikenal dengan nama kutubaru di kalangan perempuan priyayi. Bukan sekadar potongan sederhana, istilah ‘kutubaru’ merujuk pada kancing yang terbuat dari benang yang berasal dari bahasa Belanda knop dan knoop.

Kebaya Encim

Kebaya Encim adalah salah satu kebaya hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Betawi, dengan ciri khas warna cerah, bordir bunga, dan bahan tipis seperti voile. Namun, kebaya ini lebih tepat disebut sebagai kebaya Peranakan Tionghoa di Batavia, dan kerahnya menyerupai baju Tiongkok (Mandarin collar), bukan sekadar bordir mencolok. Istilah "Encim" berasal dari sebutan "nyonya" untuk perempuan Tionghoa.

Kebaya Sunda

Kebaya Sunda memiliki desain yang simpel dan sering berwarna pastel, tetapi ciri khasnya justru pada motif yang ramai, seperti batik Sunda, payet, atau manik-manik, bukan kesederhanaan total. Kebaya ini sering dipakai dalam acara adat dan pernikahan, mencerminkan keanggunan perempuan Sunda.

Kebaya Bali

Kebaya Bali sering kali digunakan dalam upacara keagamaan, dengan warna cerah dan dipadukan dengan kamen (kain lilit) serta selendang di pinggang. Namun, kebaya ini juga memiliki kerah yang melebar dan sering terbuat dari kain songket, bukan hanya sebagai busana ritual, tetapi juga sebagai simbol penghormatan dalam kehidupan spiritual masyarakat Bali.

Kebaya Panjang

Kebaya Panjang merupakan busana di Sumatera Barat yang dikenakan oleh perempuan Minang. Kebaya ini lebih sering di sebut sebagai kebaya labuh atau kebaya panjang Minang, yang menjuntai hingga lutut dan dipadukan dengan kain songket. Kebaya ini melambangkan martabat dan status sosial, serta digunakan dalam prosesi adat seperti pernikahan.

Kebaya Janggan

Kebaya Janggan berasal dari lingkungan keraton Jawa, khususnya Yogyakarta, dan kembali populer lewat serial Gadis Kretek. Namun, kebaya ini memiliki ciri khas: berwarna hitam, kerah tinggi, kancing menyamping miring, dan lengan panjang, terinspirasi dari seragam militer Eropa dan surjan Jawa. Kebaya ini awalnya dikenakan oleh abdi dalem perempuan dalam upacara keraton seperti hajat dalem dan caos bekti, bukan sebagai pakaian sehari-hari. Warna hitam melambangkan ketegasan, kesederhanaan, dan kedalaman, serta kesucian perempuan Jawa. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic