trending

Kenali Perbedaan 4 Varian Baru Virus Covid-19

Penulis Nadia A
Jun 22, 2021
Kenali Perbedaan 4 Varian Baru Virus Covid-19
Thephrase.id - Saat ini varian virus corona Delta dengan cepat menyebar ke berbagai belahan dunia dan menginfeksi banyak orang. Varian ini memiliki tingkat penyebaran yang lebih tinggi daripada virus Corona varian Alpha, juga dapat menimbulkan gejala yang lebih buruk.

Ilustrasi virus, Foto: freepik.com


Karenanya, varian Delta pun sudah dimasukkan WHO dalam daftar variant of concern atau paling mengkhawatirkan di dunia, bersama 3 varian lain yakni varian Alpha, Beta, dan Gamma. Varian of concern sendiri berarti virus tersebut mempunyai tingkat peningkatan penularan, penyakit yang lebih parah, efektivitas antibodi yang lebih rendah, efektivitas pengobatan yang lebih rendah, atau masalah diagnostik. Namun, apa sih bedanya keempat varian tersebut?

Berikut adalah perbedaan keempatnya:

Alpha

Varian Alpha atau B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris. Varian baru ini muncul pada September 2020 dan dengan cepat menyebar ke penjuru Inggris dan sejumlah negara lain termasuk Indonesia. Gejala yang dapat timbul jika terinveksi varian Alpha adalah batuk, sakit tenggorokan, demam, kelelahan, nyeri otot, menurunnya kemampuan indera pengecap dan penciuman, sesak napas, dan gangguan saluran pencernaan.

Beta

Varian Beta atau B.1.351 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Varian ini dapat menghasilkan mutasi N501Y dan E484K yang cukup berbahaya. Mutasi N501Y bersifat lebih menular dan mudah berpindah inang. Sedangkan Mutasi E484K mampu menerobos sistem imun manusia dan bisa berdampak pada penurunan efikasi vaksin Covid-19. Gejala yang dapat muncul ketika terinfeksi varian ini di antaranya kelelahan, batuk kering, demam, sesak napas, diare, ruam kulit, dan sakit perut.

Delta

Varian Delta atau B.1.617.2 pertama kali ditemukan di India. Varian ini memiliki dua jenis mutasi yang dapat menempel ke sel manusia. Menurut Ketua Tim Peneliti Whole Genome Sequencing (WGS) FK-KMK Universitas Gadjah Mada Gunadi, Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut. Varian Delta dapat menginfeksi kembali penyintas Covid-19 padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19, seseorang akan mendapatkan antibodi alami. Gejala yang dapat muncul ketika terinveksi varian Delta adalah diare, sakit perut, mual, nafsu makan berkurang, pembekuan darah, gangguan pendengaran, dan nyeri sendi.

Gamma

Varian Gamma atau P.1 pertama kali ditemukan di Brazil. Varian Gamma memiliki mutasi yang berpotensi membuatnya lebih mudah menular dan resisten terhadap vaksin. Pasalnya varian ini bersifat lebih mudah menular dan bisa menghindari imunitas yang dimiliki para penyintas sehingga menyebabkan kasus reinfeksi. Gejala yang dapat muncul ketika seseorang terinfeksi varian ini di antaranya seperti nyeri otot, kelelahan dan kelelahan kronis, batuk disertai nyeri dan sakit tenggorokan, demam, dan kehilangan kemampuan indera penciuman atau pengecap.

Mengapa nama-nama varian tersebut menggunakan alfabet Yunani? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak beberapa waktu lalu telah sengaja mengubah daftar nama varian baru virus SARS-CoV-2 dan menamainya menggunakan alfabet Yunani. Hal ini dilakukan untuk menghindari stigma negara-negara saat ditemukannya mutasi Sars-CoV-2.

Saat ini, varian Alpha, Beta, dan Delta sudah ada di Indonesia. Selain keempatĀ  varian di atas, terdapat beberapa varian virus Sars-CoV-2 lain yang sampai saat ini belum ditemukan di Indonesia. Varian tersebut adalah Kappa (B.1.617.1) dari India, Epsilon (B.1.427/B.1.429) dari Amerika Serikat, Zeta (P.2) dari Brasil, Eta (B.1.525), Theta (B.1.617.2) dari Filipina, dan Lota (B.1.526) dari Amerika Serikat. (Nadia)

 

 

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic