ThePhrase.id – Merencanakan pernikahan bukanlah hal yang mudah dan cepat. Ada berbagai proses yang harus dilalui, mulai dari hal-hal penting hingga detail-detail kecil.
Sudah bukan rahasia lagi calon pengantin yang merencanakan pernikahan akan menata timeline satu tahun sebelumnya, menyiapkan checklist hingga spreadsheets. Namun, ada juga calon pengantin yang merasa hal tersebut terlalu rumit. Jika kamu termasuk orang yang cenderung santai dan kurang tertata, bisa jadi kamu adalah “Type B Bride”.
Istilah “Type B Bride” digunakan untuk menggambarkan calon pengantin dengan kepribadian yang lebih santai, fleksibel, dan tidak terikat pada rencana yang kaku.
Berbeda dengan “Type A Bride” yang perfeksionis, teliti, dan selalu detail, tipe ini cenderung lebih menikmati proses persiapan tanpa stres berlebih.
Fenomena ini semakin ramai dibicarakan di media sosial karena mencerminkan pergeseran tren dalam memandang pernikahan. Banyak calon pengantin kini lebih memilih memfokuskan energi pada momen kebersamaan, pengalaman emosional, dan nilai kebahagiaan dibanding sibuk mengurusi detail teknis.
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental juga membuat calon pengantin lebih realistis terhadap kapasitas diri. Persiapan pernikahan yang rumit sering dianggap sebagai sumber stres dan bahkan bisa memicu konflik dengan pasangan maupun keluarga.
Dengan gaya “Type B,” calon pengantin bisa tetap fokus pada hal-hal penting tanpa kehilangan kebahagiaan di prosesnya. Akses mudah ke jasa profesional seperti wedding planner, dekorator, dan konsultan acara pun memudahkan “Type B Bride” menjalani pendekatan yang lebih santai. Mereka tidak lagi harus mengurus semuanya sendiri karena bisa menyerahkan detail teknis kepada pihak ketiga.
Meski lebih santai, bukan berarti tipe ini mengabaikan persiapan pernikahan. Mereka tetap memiliki strategi agar acara berjalan lancar. Mereka menentukan prioritas utama, menggunakan jasa wedding planner untuk membantu mengatur detail, membuat timeline yang lebih sederhana, melibatkan pasangan untuk berbagi tugas, serta memberi ruang untuk spontanitas agar acara terasa lebih personal. Pendekatan seperti ini membantu calon pengantin menjaga keseimbangan antara kesibukan persiapan dan kenyamanan mental, sehingga proses menuju hari bahagia terasa lebih ringan.
Fenomena “Type B Bride” menunjukkan bahwa tidak ada satu cara baku dalam mempersiapkan pernikahan. Setiap calon pengantin berhak memilih gaya yang paling sesuai dengan kepribadian mereka. Pendekatan santai ini diprediksi akan terus berkembang seiring makin banyaknya pasangan yang mengutamakan keseimbangan mental, kebersamaan, dan kepraktisan dalam merayakan hari spesial mereka. [Syifaa]