features

Kepala Daerah di Bursa Capres 2024

Penulis Aswan AS
Nov 08, 2021
Kepala Daerah di Bursa Capres 2024
Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Anies Baswedan. (Foto: instagram)


ThePhrase.id -  Kontestasi 2024  tampaknya tidak hanya menaikkan adrenalin para ketua partai  untuk berlaga, tetapi juga sejumlah kepala daerah yang memiliki elektabilitas tinggi  mulai dielus untuk maju ke tengah arena.

Media sosial menjadi salah satu panggung yang ramai oleh berbagai atraksi  yang ditampilkan para timses untuk unjuk kelebihan dan prestasi  jagoannya.  Media sosial  menjadi panggung terbuka yang lebih setara sebagai wadah berekpresi bagi siapa saja yang memiliki ide dan gagasan.

Dari nama yang beredar di bursa capres 2024 terdapat beberapa nama kepala daerah yang memiliki elektabilitas papan atas versi lembaga survei.

1. Ridwan Kamil

Gubernur  Jawa Barat ini  memang tidak pernah di posisi teratas dalam ranking survei, namun Ridwan Kamil mengungguli nama-nama besar  yang berasal dari partai politik.   Dalam ranking sejumlah lembaga survei, Ridwan Kamil  kerap berada di 5 besar dengan elektabilitas antara 6 – 10 persen. Posisinya cukup stabil dibanding dengan beberapa nama lain yang elektablitasnya lebih dinamis.

Salah satu kendala RK untuk ikut maju sebagai kontestan adalah partai politik. Sejauh ini dia belum menentukan bergabung dengan satu partaipun untuk menghadapi 2024.

“Partai mana? mungkin di 2022 akan saya sampaikan, istikharah mana yang pas dulu," ungkapnya suatu kali.

Kang Emil - panggilan akrabnya - mengaku sudah bertemu dengan beberapa Ketua Umum partai untuk membangun hubungan komunikasi seperti Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat) dan Airlangga Hartarto (Golkar).  Termasuk juga pertemuannya dengan PPP di Semarang dan PAN yang mengundang secara khusus untuk bertemu di Bali.

Dengan tingkat keterpilihan yang moncer tentu saja RK akan dilirik oleh partai besar yang tidak memiliki calon kuat.  Survei  terakhir dari Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research yang dirilis Oktober lalu,  RK  berada di 3 besar membayangi Ganjar Pranowo yang identik dengan PDIP dan Prabowo Subianto dengan Gerindra. Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Ganjar mencapai 17,5% atau terpaut tipis dari Prabowo sebesar 17,1%. Ridwan Kamil berada di posisi 3 dengan elektabilitas 13,8%.

Namun ke partai mana Kang Emil akan menentukannya untuk berlabuh?  Kita tunggu hingga 2022 setelah dia usai menjalankan istikharahnya.

2. Ganjar Pranowo

Identik dengan calon dari PDIP, Ganjar Pranowo adalah nama yang cukup populer di pulau Jawa.  Gubernur Jawa Tengah memiliki sejumlah kelompok tim sukses yang cukup agresif menggalang dukungan.  Sebut saja seperti The Ganjarist 2024 dan Sahabat Ganjar yang terang-terangan mendaklarasikan diri untuk mendukung Ganjar maju di pilpres 2024 mendatang.

Posisinya di papan survei selalu berada di atas dan tak pernah berada di bawah 3 besar.  Berganti posisi dengan nama populer lainnya seperti Parabowo Subianto dan Anies Baswedan.  Sejumlah surveyor mensinyalir Ganjar adalah nama yang memiliki elektabilitas dengan tren naik.

Aksinya yang dinilai “kemajon” oleh DPP PDIP dan bergerak di luar kendali pusat, justru membuat namanya semakin populer. Perseteruannya dengan dengan DPP justru dijadikan energi mengkonsolidasi tim untuk menggalang dukungan.  Sebutan “celeng” dari salah satu fungsionaris DPP PDIP malah makin mengerek nama Ganjar berkibar di flatform media sosial.

Di depan panggung, boleh jadi Ganjar adalah kader yang tidak disukai oleh partainya.  Namun ada juga yang menilai, perseturuan  Ganjar dan pengurus pusat PDIP itu adalah orkestra yang disajikan oleh partai sebagai sebuah “konvensi” ala PDIP untuk mengukur jagonya di 2024 mendatang.  Paling tidak itulah yang terbaca saat ini, karena senakal-nakalnya Gubernur Jawa Tengah itu, Ketua Umum PDIP masih tersenyum  dan terus membiarkan aksi Ganjar bersama timnya.

3. Anies Baswedan

Posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta, membuat Anies selalu menjadi pusat perhatian.  Ditambah dengan segudang penghargaan karena prestasinya mengelola ibukota  membuat Anies semakin  seksi untuk dilirik sebagai jago untuk diajak berlaga.

Di kalangan pengkritiknya Anies dikenal sebagai “ahli menata kata”. Tapi dengan keahlian itu  Anies bisa mengubah tudingan menjadi panggung untuk mengibarkan namanya di kalangan pendukung dan simpatisannya.

Diberhentikan Jokowi dari posisi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tidak menyurutkan popularitas mantan Rektor Universitas Paramadina ini. Latar belakangnya sebagai akademisi yang memiliki pergaulan global yang luas menyematkan sebutan sebagai “Gubernur Indonesia” oleh para pendukungnya.  Sebutan yang mengesankan Anies beradu kelayakan dengan Presiden Indonesia.

Di papan survei, Anies selalu berada di atas berganti posisi dengan Prabowo dan Ganjar Pranowo. Seperti Ridwan Kamil, Anies juga tidak memiliki partai politik pasti yang akan mengusungnya sebagai bakal Capres. Namun berbekal elektabilitas dan popularitas tinggi, Anies akan menjadi figur yang akan dilirik oleh partai politik.

Anies belum bereaksi dengan isu pencapresannya 2024, meskipun sudah ada kelompok yang mendeklarasikan dukungannya.  Ada yang menduga jika popularitas Anies akan redup setelah  posisinya sebagai Gubernur DKI berakhir tahun 2022 mendatang.

Namun  sebaliknya ada pula yang justru menilai, Anies akan lebih leluasa bergerak menggalang dukungan pasca tidak menjabat sebagai Gubernur.  Apa yang akan terjadi?  Biar waktu yang akan mengujinya. (Aswan AS)

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic