Keunikan Nasi Grombyang Khas Pemalang, Jawa Tengah

ThePhrase.id – Keunikan kuliner Indonesia tidak hanya berada pada rasanya yang lezat namun juga pada proses pembuatannya yang tradisional. Seperti Nasi Grombyang, kuliner khas Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah yang memiliki keunikan rasa dan juga prosesnya pembuatannya.

Karena keunikannya, Nasi Grombyang baru saja ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tanggal 29 Oktober 2021. Nasi Grombyang dinilai memiliki proses pembuatan yang istimewa.

Nasi Grombyang adalah masakan dengan nasi putih dan daging sapi atau daging kerbau sebagai bahan utamanya dan bumbu rempah yang sedap untuk kuahnya.

Uniknya lagi, nama Nasi Grombyang berasal dari bahasa Pemakang yang memiliki arti mengapung di atas permukaan atau bergoyang-goyang. Dengan begitu, dalam penyajiannya komposisi kuahnya lebih banyak dari pada nasinya, ini membuat nasinya dapat mengapung dan bergoyang di antara kuahnya.

Nama Nasi Grombyang tidak ditemukan di kota lain di Indonesia dan sudah menjadi ikon Kabupaten Pemalang.

Asal mula munculnya kuliner tersebut tidak diketahui dengan jelas, namun menurut penuturan para orang tua di Pemalang mengatakan bahawa Nasi Grombyang sudah ada sejak tahun 1960-an.

Salah satu penjual Nasi Grombyang di Pemalang ada Waridin. Ia menjual Nasi Grombyang sejak tahun 1978 hingga sekarang. Aawalnya, ia mengikuti pamannya berjualan, setelah itu membuka usaha sendiri dengan usaha yang sama.

Nasi Grombyang Pak Waridin beralamat di di Jalan Gatot Subroto nomor 35 Kecematan Pemalang. Satu porsi Nasi Grombyang dijual dengan harga  Rp 16 ribu.

Sekilas, Nasi Grombyang ini mirip dengan rawon dan soto daging, namun yang membedakannya adalah kaldu Nasi Grombyang ini menggunakan kaldu dari kluwak, serundeng dan lemak daging. Namun kuahnya tidak sepekat kuah rawon. Untuk mengolah menu tambahanan sate dagingnya tidak dibakar melainkan diungkep menggunakan bumbu kemudian di tusuk untuk menjadi sate.

Memasak Nasi Grombyang membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam sampai semua bahan dan tambahannya dapat disajikan. Hidangan tersebut biasa disajikan dengan mangkuk kecil dengan irisan daging sapi atau daging kerbau, nasi, kuah dan tambahan sate dagingnya yang empuk. [Syifaa]