sport

Kevin Diks Ceritakan Masa-Masa Kelamnya di Serie A: Masih Muda, Cedera Parah, Tidak Gajian

Penulis Rangga Bijak Aditya
Feb 10, 2025
Kevin Diks mengalami masa-masa kelam ketika berkarier di Serie A. (Foto: Istimewa)
Kevin Diks mengalami masa-masa kelam ketika berkarier di Serie A. (Foto: Istimewa)

ThePhrase.id - Kevin Diks pernah bergabung dengan dua klub Serie A. Keduanya yaitu Fiorentina dan Empoli. Akan tetapi, kariernya berantakan bersama dua kesebelasan tersebut.

Diks bermain untuk Fiorentina mulai 2016. Hanya saja, ia dipinjamkan nyaris setiap tahunnya. Mulai ke Vitesse pada 2017, Feyenoord pada 2017-2018, Empoli pada 2019, sampai Aarhus pada 2019-2021.

"Ketika saya tidak bermain di Fiorentina selama enam bulan pertama, saya kembali ke Vitesse. Mereka memberi saya waktu bermain. Jadi, saya kembali, tetapi saya sangat bersemangat," beber Diks di Youtube Thom Haye.

"Ketika Anda masih muda, Anda ingin menunjukkan kemampuan Anda kepada semua orang. Tetapi, saya tidak dalam pola pikir yang tepat. Jadi, sebenarnya saya menjalani setengah musim yang sangat buruk di Vitesse ketika saya kembali," tegas Diks.

"Saya pikir saya hampir memiliki jumlah pertandingan sebanyak kartu kuning. Kemudian di musim panas, Feyenoord datang. Saya berpikir, saya tidak akan pernah bisa menolak klub yang saya dukung saat masih kecil," tambah Diks.

"Saya menjalani setengah musim terakhir dengan sangat baik. Saya pikir mungkin mereka ingin mempertahankan saya, membiarkan saya tetap bermain di Fiorentina," lanjutnya.

Selama memperkuat Fiorentina, Diks hanya bermain dua kali. Sedangkan saat disekolahkan ke Empoli selama enam bulan, pemain Timnas Indonesia ini tidak pernah diturunkan sama sekali.

"Jadi, saya pikir itu langkah terbaik bagi saya dalam hal sepak bola, melakukan langkah kecil dan bermain lagi. Saya bahkan berlatih dengan tim Belanda di musim panas sebelum kami pergi ke kamp pelatihan dengan tim U-21. Saya berlatih dengan enam atau tujuh pemain lainnya," ungkap Diks.

"Ya, saya berlatih dengan beberapa pemain tim utama saat para pemain belum kembali. Jadi, saya berpikir, 'Oke, ini berjalan dengan sangat baik'. Jadi bukan tanpa alasan saya bisa berlatih dengan mereka sebelum kembali ke Fiorentina. Tetapi, kemudian saya mengalami cedera besar di Fiorentina setelah pra-musim yang sangat baik," sambungnya.

"Saya menjalani pra-musim yang sangat bagus. Awalnya mereka mengatakan saya bisa pergi. Setiap minggu, pelatih, Fiorentina, berkata, 'Tidak, tidak, tidak, Kevin, kamu tinggal satu minggu lagi, 'satu minggu lagi, oke?' Satu minggu lagi'. Karena saya bermain sangat baik dan saya sangat menyukai berada di sana," ucap Diks.

"Tetapi, di akhir pra-musim, ketika bursa transfer sudah ditutup, mereka menempatkan bek tengah Nikola Milenkovic sebagai bek kanan. Saya tidak bermain satu menit pun dan hanya melakukan pemanasan di setiap pertandingan," jelasnya.

"Saat itu saya berpikir, 'Apa yang sedang terjadi?' Kemudian saya mengalami cedera lutut yang parah. Saya merasa mereka meninggalkan saya begitu saja. Saya menjalani rehabilitasi sehari setelahnya, padahal saya bahkan belum didiagnosis dengan benar," ujar Diks.

Diks mengalami masa-masa kelam di Italia. Selain cedera, ia juga menceritakan tidak mendapatkan gaji. Periode buruk itu telah berlalu dan Diks kini merumput untuk FC Copenhagen di Liga Denmark.

"Saya melakukan rehabilitasi dengan pelatih fisik, tetapi tidak ada fisioterapis atau dokter untuk saya. Rasanya seperti mereka tidak peduli dengan saya. Begitulah perasaan saya," ungkapnya.

"Kemudian, saya pindah ke Empoli saat saya mulai sedikit pulih sebagai bagian dari kesepakatan dengan Jacob Rasmussen yang pindah ke Fiorentina dengan nilai sekitar 7 juta euro. Mereka meminjam saya, tetapi saya masih cedera. Saya tinggal di Florence, tetapi bermain untuk Empoli. Namun, saya tidak pernah bermain karena separuh waktu saya masih cedera. Pada satu titik, saya benar-benar muak," tambah Diks. (Rangga)

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic