Kisah Adrian Zecha, Sosok Asal Sukabumi di Balik Lahirnya Aman Resorts

ThePhrase.id – Siapa sangka salah satu sosok Raja Hotel Dunia yang mendirikan Aman Resorts ternyata berasal dari Indonesia. Adrian Willem Ban Kwie Lauw-Zecha, atau Adrian Zecha, pria kelahiran Sukabumi tahun 1933, berhasil mengubah wajah industri perhotelan global dengan pendekatan sederhana namun revolusioner. 

Filosofinya tentang kemewahan yang tenang dan penuh privasi membuat Aman Resorts tumbuh menjadi simbol eksklusivitas kelas dunia.

Meski saat ini kursi CEO Aman diduduki oleh pengusaha asal Rusia, Vladislav Doronin, sejarah mencatat bahwa Adrian adalah sosok yang membangun citra serta fondasi dari Aman Resorts sejak awal.

Siapakah Adrian Zecha? 

Lahir dari keluarga Lauw-Sim-Zecha, Adrian merupakan bagian dari kaum peranakan Tionghoa elite di masa Hindia Belanda. Ia menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat dan menjadi lulusan Dickinson College pada usia 18 tahun, tepatnya di tahun 1952.

Awalnya, ia sempat diarahkan untuk menekuni dunia kedokteran sesuai keinginan sang ayah, namun kemudian memilih jalur jurnalistik yang lebih dekat dengan minatnya. Pilihan ini membawanya bekerja di majalah bergengsi, Time.

Kariernya sebagai jurnalis membawanya kerap terbiasa berpindah lintas negara, berinteraksi dengan beragam budaya, hingga berkunjung ke berbagai tempat wisata di banyak belahan dunia. Pengalaman inilah yang menumbuhkan minatnya dalam dunia wisata dan perhotelan.

Tidak lama berselang, Adrian meluncurkan The Asia Magazine, majalah regional berwarna pertama di Asia. Majalah yang dirilis pada tahun 1961 ini laris manis hingga berhasil mendapat investasi dari Rupert Murdoch, pemilik salah satu perusahaan media terbesar di dunia, News Corporation.

Ketertarikan Adrian pada dunia wisata juga membawanya mendirikan majalah yang berfokus pada perjalanan dan gaya hidup bernama Orientations. Majalah ini menjadi salah satu majalah ternama yang berfokus pada seni Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Himalaya.

Pengalaman Adrian Zecha terjun ke industri perhotelan bisa dibilang cukup unik. Ia awalnya membantu brand Marriott Hotel untuk ekspansi di Asia dengan menjadi broker untuk tanah murah di Asia. 

Hal ini membawanya bergabung dengan Robert Burns dan Georg Rafael sehingga mendirikan Regent International Hotels, jaringan hotel mewah yang kala itu menjadi pionir di Asia. Trio ini sukses membangun 12 hotel hingga 1986, sebelum akhirnya Adrian menjual 30% sahamnya dengan nilai mencapai 30 juta dolar AS. 

Namun, gebrakan paling besar dalam hidupnya muncul melalui ide untuk menghadirkan kemewahan dengan cara yang berbeda. Bersama sahabatnya, Anil Gupta, Adrian membangun Amanpuri di Phuket, Thailand. Hotel yang dibuka pada Januari 1988 dengan biaya sekitar 4 juta dolar AS ini hanya memiliki 40 unit kamar.

Konsep yang diusung oleh Adrian bukan kemewahan yang mencolok, melainkan ketenangan, pelayanan personal, serta suasana privat yang membuat setiap tamu merasa seperti berada di rumah sendiri. Konsep baru ini langsung mendapat sambutan hangat dan menjadi titik awal lahirnya Aman Resorts.

Seiring waktu, Aman Resorts berkembang pesat hingga memiliki properti di 20 negara. Para penggemar setianya bahkan dijuluki ‘Amanjunkie’, yang terdiri dari kalangan ternama dunia, termasuk Bill Gates hingga Tom Hanks.

Meski kepemilikannya tak lagi dimiliki oleh Adrian, Aman Resorts berhasil berkembang hingga beroperasi di 20 negara. Meski kepemilikan Aman beberapa kali berpindah tangan dan Adrian sempat kehilangan kendali atas brand yang ia dirikan, namanya tetap melekat sebagai “otak” di balik kejayaan Aman Resorts.

Tak berhenti di situ,  Adrian meluncurkan Azerai, sebuah jaringan hotel dengan konsep lebih terjangkau namun tetap mempertahankan filosofi sederhana dan intim di tahun 2017. Tiga tahun kemudian, ia juga memperkenalkan Azumi, hotel bergaya ryokan Jepang yang menekankan pengalaman budaya dengan sentuhan modern.

Atas dedikasi dan visinya, Adrian Zecha menerima berbagai penghargaan internasional, mulai dari Innovation Award di HICAP pada 2005, Travel & Leisure Design Champion Award pada 2010, hingga Lifetime Achievement Award dari International Hotel Investment Forum pada 2018. 

Pada 2025, Dickinson College, almamaternya, juga turut memberikan penghargaan President’s Award sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Adrian di dunia jurnalistik, penerbitan, dan perhotelan di dunia. [fa]