Thephrase.id - Timnas Cape Verde menjadi negara dengan populasi terkecil kedua yang menembus Piala Dunia. Negara kepulauan di Samudra Atlantik itu memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026 setelah menundukkan Timnas Eswatini 3-0 di Praia.
Kemenangan tersebut menegaskan posisi mereka sebagai juara Grup D kualifikasi zona Afrika, sekaligus memastikan tiket ke putaran final di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tahun depan.
Hasil ini juga menempatkan Timnas Cape Verde sebagai negara dengan populasi terkecil kedua yang pernah mencapai Piala Dunia, hanya kalah dari Timnas Islandia yang tampil di Rusia 2018.
Pertandingan di Stadion Nasional Praia menjadi panggung euforia bagi masyarakat kepulauan berpenduduk sekitar 525 ribu jiwa itu. Stadion berkapasitas 15 ribu penonton bergemuruh saat peluit akhir berbunyi.
Gol pertama lahir pada awal babak kedua melalui Dailon Livramento yang memanfaatkan bola liar di kotak penalti. Selang beberapa menit kemudian, Willy Semedo menambah keunggulan lewat sepakan voli keras.
Bek senior Stopira memastikan kemenangan tiga gol tanpa balas di masa tambahan waktu. Ketika wasit meniup peluit panjang, para pemain dan suporter tak mampu menahan air mata bahagia.
Presiden Cape Verde, Jose Maria Neves, turut hadir menyaksikan laga bersejarah itu dari tribune kehormatan. Ia menyaksikan langsung bagaimana rakyatnya meluapkan kebanggaan setelah penantian panjang sejak upaya pertama menuju Piala Dunia 2002.
Kepulauan berjumlah 10 ini merdeka dari Portugal pada 1975. Dalam dua dekade terakhir, Timnas Cape Verde menunjukkan peningkatan pesat di level Afrika. Mereka pernah mencapai perempat final Piala Afrika pada 2013 dan 2023.
Langkah menuju Piala Dunia 2026 juga diwarnai drama. Sebelumnya, mereka gagal memastikan tiket setelah hanya bermain imbang 3-3 dengan Timnas Libya di Tripoli, meski sempat unggul pada menit-menit akhir sebelum golnya dianulir karena offside.
Namun kemenangan atas Timnas Eswatini menghapus semua keraguan. Timnas Cape Verde menjadi tim keenam dari Afrika yang mengamankan tiket ke turnamen terbesar dunia itu, menyusul Timnas Maroko, Timnas Tunisia, Timnas Mesir, Timnas Aljazair, dan Timnas Ghana.
Perjalanan mereka juga diwarnai kemenangan penting atas Timnas Kamerun bulan lalu di Praia. Hasil 1-0 itu menempatkan mereka di posisi terdepan dalam grup, sekaligus menjatuhkan raksasa Afrika tersebut ke babak play-off.
Bek Timnas Cape Verde, Roberto Pico Lopes, menyebut reformasi format kualifikasi dengan tambahan jatah sembilan tiket untuk Afrika sangat membantu tim-tim kecil seperti Cape Verde. Menurutnya, sistem baru memberi peluang yang lebih adil.
"Selama ini Afrika hanya punya lima tempat, dan untuk lolos kamu harus finis pertama. Sekarang peluang itu sedikit lebih luas," kata Lopes kepada BBC. "Motivasi untuk menjadi juara grup sangat besar," lanjutnya.
Timnas Kamerun, yang lima kali menjuarai Piala Afrika, harus membayar mahal performa tandang yang buruk. Mereka gagal menang di Timnas Libya, Timnas Angola, dan Timnas Eswatini sehingga tertinggal empat poin dari Timnas Cape Verde.
Sementara itu, skuat berjuluk Blue Sharks itu sebagian besar berisi pemain diaspora yang merumput di luar negeri. Livramento misalnya, lahir di Belanda dan kini bermain untuk Casa Pia di Liga Portugal.
Cerita perekrutan pemain pun menarik. Lopes, yang bermain di Shamrock Rovers, pertama kali dipanggil membela timnas setelah staf pelatih menemukannya lewat platform profesional LinkedIn.
"Saya lahir di Irlandia, tapi ayah saya berasal dari pulau Sao Nicolau. Banyak orang Cape Verde mencari kesempatan di luar negeri, tapi kami tetap satu ketika berbicara soal tim nasional," tegasnya.
Pelatih Timnas Cape Verde, Bubista, yang sudah memimpin sejak Januari 2020, menjadi sosok kunci di balik konsistensi tim. Mantan pemain timnas itu membangun gaya bermain kompak dengan lini pertahanan solid dan serangan efektif.
Di bawah arahannya, Timnas Cape Verde mampu menahan imbang Timnas Mesir dan menundukkan Timnas Ghana di Piala Afrika 2023. Meski gagal lolos ke edisi berikutnya di Maroko, federasi tetap mempercayainya untuk proyek jangka panjang.
Timnas Cape Verde juga punya pemain yang berkarier di Liga Indonesia. Adalah Yuran Fernandes, yang membela PSM Makassar sejak 2022. Ia baru sekali bermain untuk Timnas Cape Verde.
Kini, seluruh penduduk kepulauan kecil itu menantikan undian Piala Dunia yang akan digelar di Washington DC pada 4 Desember 2025. Untuk pertama kalinya, Timnas Cape Verde akan menyaksikan bendera biru dengan bintang kuning berkibar di ajang terbesar sepak bola dunia.