sport

Kisah Curacao, Negara Terkecil dengan Luas Setara Palembang tapi Sukses Lolos ke Piala Dunia 2026

Penulis Ahmad Haidir
Nov 20, 2025
Timnas Curaçao resmi menjadi negara terkecil yang lolos ke Piala Dunia. Foto Instagram Gianni Infantino.
Timnas Curaçao resmi menjadi negara terkecil yang lolos ke Piala Dunia. Foto Instagram Gianni Infantino.

Thephrase.id - Timnas Curaçao resmi menjadi negara terkecil yang lolos ke Piala Dunia setelah bermain imbang melawan Timnas Jamaika asuhan Steve McClaren. Hasil tersebut memastikan langkah mereka ke putaran final tahun depan.

Rekor sebelumnya dipegang Timnas Islandia yang tampil pada Piala Dunia 2018. Negara tersebut memiliki wilayah dan populasi lebih besar dibanding Curaçao yang hanya berpenduduk sekitar 150 ribu jiwa dan luas 171 mil persegi.

Pelatih Timnas Jamaika, Steve McClaren, mengundurkan diri setelah timnya gagal meraih kemenangan di Kingston. Timnas Jamaika membutuhkan kemenangan untuk kembali ke Piala Dunia setelah terakhir tampil pada 1998.

Drama terjadi ketika penalti Timnas Jamaika pada masa tambahan waktu dibatalkan melalui VAR. Keputusan itu memupus peluang mereka untuk memastikan tiket otomatis.

Pelatih Timnas Curaçao, Dick Advocaat, tidak hadir pada laga tersebut karena alasan pribadi. Ia akan menjadi pelatih tertua yang memimpin tim di Piala Dunia pada usia 78 tahun, melewati rekor Otto Rehhagel.

Timnas Curaçao berasal dari negara yang baru menjadi bagian Kerajaan Belanda sejak 2010. Hanya satu dekade lalu mereka masih berada di peringkat 150 dunia.

Peringkat Timnas Curaçao kini melonjak menjadi posisi 82 dunia. Format Piala Dunia 2026 yang diperluas menjadi 48 tim memberikan peluang lebih besar bagi negara-negara berkembang.

Timnas Curaçao menjadi debutan keempat yang memastikan tempat pada Piala Dunia 2026 bersama Timnas Tanjung Verde, Timnas Uzbekistan, dan Timnas Yordania. Tuan rumah Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko sudah lolos otomatis.

"Ini gila dan akan menjadi salah satu hal terbesar yang terjadi pada Curaçao. Ini luar biasa dan menakjubkan, bahkan beberapa tahun lalu tidak terpikirkan," tegas Juninho Bacuna.

Timnas Curaçao meraih tujuh kemenangan dari 10 pertandingan kualifikasi dan menutup kampanye tanpa kekalahan. Harapan mereka sempat goyah ketika Jeremy Antonisse dinilai menjatuhkan Isaac Hayden pada masa tambahan waktu.

Wasit Ivan Barton langsung menunjuk titik putih sebelum dipanggil VAR. Setelah meninjau tayangan ulang, ia membatalkan penalti tersebut.

Timnas Curaçao akan berangkat ke Piala Dunia bersama Timnas Haiti dan Timnas Panama dari jalur Concacaf. Timnas Jamaika harus menjalani playoff antarbenua untuk menjaga peluang lolos.

Timnas Haiti memastikan tiket Piala Dunia pertama sejak 1974 setelah menang 2-0 atas Timnas Nikaragua. Keberhasilan itu menambah daftar negara Karibia yang melaju ke putaran final.

Dick Advocaat memimpin Timnas Curaçao sejak Januari 2024 setelah penyelesaian sengketa pembayaran antara pemain dan federasi. Ia kini menangani tim nasional kedelapan dalam karier panjangnya.

Ia pernah melatih Timnas Belanda, Timnas Uni Emirat Arab, Timnas Korea Selatan, Timnas Belgia, Timnas Rusia, Timnas Serbia, dan Timnas Irak. Ia juga membawa Belanda ke perempat final Piala Dunia 1994.

"Semua orang tahu Dick Advocaat adalah nama besar, ia pelatih besar dan semua menghormati cara ia bekerja. Keberadaannya sangat penting bagi tim dan negara, dan dampaknya sangat besar. Kami mulai bekerja pada kualifikasi Nations League dan melihat pertumbuhan tim dalam cara bermain dan bertarung," beber Bacuna.

Mayoritas pemain Timnas Curaçao lahir di Belanda tetapi memiliki garis keturunan yang memungkinkan mereka membela negara tersebut. Skuad ini mencakup Joshua Brenet, Ar'jany Martha, Sontje Hansen, dan Tahith Chong.

Bagi Juninho Bacuna, membela Timnas Curaçao memungkinkannya bermain satu tim dengan sang kakak, Leandro, yang menjadi kapten. Ia sebelumnya memperkuat Timnas U-21 Belanda.

"Saya mulai bermain untuk Curaçao pada 2019 dan itu keputusan besar untuk saya. Saat itu saya berusia 21 tahun dan masih punya waktu untuk melihat peluang masuk tim Belanda," ungkap Bacuna.

"Tapi saya memilih bermain untuk Curaçao karena bisa tampil dengan kakak saya dan keluarga bisa melihat kami bersama. Alasan lainnya adalah peluang saya bermain untuk Belanda saat itu secara realistis tidak ada," tuturnya.

Ia menilai perkembangan Timnas Curaçao akan menarik lebih banyak pemain keturunan Curaçao yang lahir di Belanda. Ia menilai hal itu akan memperkuat skuad Blue Family.

"Kami melihat lebih banyak pemain muda yang masih bisa bermain untuk Belanda tetapi memilih membela Curaçao. Hal itu membuat tim semakin kuat," tandasnya. 

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic