Thephrase.id - Suleiman Ahmed Zaid Al-Obaid, mantan kapten dan penyerang andalan Timnas Palestina, dilaporkan gugur dalam serangan udara yang dilakukan Israel di Gaza pada Rabu lalu.
Pria berusia 41 tahun itu tewas saat sedang menunggu distribusi bantuan kemanusiaan di kota Gaza, menurut laporan dari sumber medis setempat.
Obeid adalah nama besar dalam sejarah sepak bola Palestina. Ia dikenal luas sebagai gelandang serang berbakat dengan kecepatan tinggi dan naluri mencetak gol yang tajam.
Lahir pada 24 Maret 1984, ia mengawali kariernya di klub Shabab Al-Shati, dan sempat memperkuat Al-Amari Club di Liga Premier Tepi Barat.
Ia mengukir debut internasionalnya dengan mencetak gol ke gawang Timnas Yaman dalam Kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Barat 2010. Ia juga membela timnas dalam kualifikasi Piala Dunia 2014 dan Piala AFC 2012.
Sepanjang kariernya, Obeid mencatatkan 23 penampilan bersama timnas, dengan 21 di antaranya berstatus laga resmi dan dua gol berhasil ia ciptakan.
Meski begitu, karier internasional Obeid sering terabaikan akibat ia bermain di masa-masa sulit Timnas Palestina. Akan tetapi, ia tetap menunjukkan loyalitas dan semangat tinggi.
Dalam kualifikasi Piala Asia 2015, ketika Timnas Palestina tidak bisa memanggil pemain luar negeri, ia ditunjuk sebagai kapten dalam laga kontra Timnas Bangladesh, Timnas Kepulauan Mariana Utara, dan Timnas Nepal.
Obeid bukan hanya pemain, tapi simbol ketekunan dan pengabdian. Setelah bermain lima musim di Liga Premier Tepi Barat, ia pulang ke Gaza pada 2015. Di sana, ia menyabet Sepatu Emas selama tiga musim berturut-turut, 17 gol pada 20152016, 15 gol pada 2016-2017, dan 12 gol pada 2017-2018.
Pada musim 2021-2022, meski klubnya Khadamat Al-Shate terdegradasi, Obeid menolak pindah. Ia tetap membela klub tersebut di divisi bawah dan sukses membawa mereka promosi kembali. Pada awal musim 2023-2024, sebelum kompetisi dihentikan karena agresi militer, klubnya mencatatkan rekor tiga menang, satu imbang, dan satu kalah.
Dalam wawancara dengan media Kooora pada September 2023, Obeid mengatakan belum berpikir untuk pensiun. "Saya masih menjadi starter dan membantu tim ini di bawah pelatih mana pun," ujarnya.
Kepergiannya memperpanjang daftar atlet Palestina yang tewas dalam konflik berkepanjangan ini. Hanya dalam dua bulan terakhir, lebih dari 39 atlet, pembina pramuka, dan tokoh muda lainnya turut menjadi korban, menjadikan jumlah korban dari komunitas olahraga dan kepemudaan Palestina mencapai lebih dari 660 jiwa.
Obeid adalah pemain ketiga Timnas Palestina yang terbunuh sejak Israel meningkatkan agresinya pada 2024. Sebelumnya, Mouyin Al-Maghribi dan Mohammed Barakat juga gugur dalam serangan terpisah.
Dengan hanya sekitar 250 pemain yang pernah tampil untuk Timnas Palestina sejak 1998, Israel kini telah membunuh lebih dari satu persen dari jumlah total itu.
Jumlah korban jiwa akibat agresi Israel di Gaza kini diperkirakan telah melampaui 60.000 jiwa. Akan tetapi, di tengah angka yang terus bertambah, dunia internasional tetap bungkam, seakan nyawa rakyat Palestina tak berarti di mata komunitas global.
Obeid sempat merayakan dua ulang tahun terakhirnya dalam bayang-bayang genosida. Ia masih bermain secara aktif pada Oktober 2023, membuktikan bahwa semangatnya belum padam hingga akhir hayat.