ThePhrase.id - Gereja Katolik Roma menggelar konklaf, yakni tradisi khidmat untuk memilih pemimpin baru umat Katolik sedunia, untuk mengisi Tahta Suci yang saat ini kosong (sede vacante) selepas kepergian Sri Paus Fransiskus pada awal April lalu.
Dilansir Antaranews, proses konklaf diawali dengan Misa Kudus, yang disebut dengan Missa Pro Eligendo Romano Pontifice pada Rabu (7/5), pukul 15.00 WIB.
Misa Kudus diikuti oleh seluruh anggota Dewan Kardinal, yakni badan utama dalam Gereja Katolik Roma, terdiri dari para kardinal yang ditunjuk oleh Paus. Para kardinal bersama-sama memohon bimbingan Roh Kudus agar diberikan petunjuk dalam menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik selanjutnya.
Konklaf dimulai pada pukul 21:30 WIB, di mana para kardinal elektor (berusia di bawah 80 tahun) memulai prosesi dari Pauline Chapel menuju Sistine Chapel, sambil melantunkan Veni Creator sebagai doa permohonan akan tuntunan Roh Kudus. Lalu seluruh kardinal mengucapkan janji kerahasiaan sembari meletakkan tangannya di atas Kitab Suci.
Setelah seluruh kardinal berada di dalam Sistine Chapel, Master of Papal Liturgical Ceremonies akan menyerukan “Extra omnes” yang berarti bagi yang tidak berkepentingan, dipersilakan untuk keluar. Pintu kapel kemudian dikunci agar tidak ada intervensi dari luar, yang juga menjadi tanda dimulainya konklaf secara resmi.
Adapun selama proses konklaf, seluruh kardinal tidak diperkenankan berkomunikasi dengan siapa pun di luar kapel, termasuk menggunakan telepon dan internet demi menjaga kerahasiaan dan integritas pemilihan Paus.
Pada hari dimulainya konklaf, pemilihan pertama dapat dilakukan di hari tersebut, Paus yang terpilih perlu mendapatkan total 2/3 suara dari jumlah kardinal yang mengikuti konklaf. Apabila hasil pemilihan belum menemukan Paus terpilih, maka proses tersebut dilanjutkan di hari berikutnya. Pemungutan suara dilakukan hingga empat kali dalam setiap harinya, yakni dua kali pada pagi hari dan dua kali di sore hari.
Terdapat tanda yang menunjukkan telah ditemukan atau belumnya Paus berikutnya. Tanda tersebut merupakan asap yang keluar dari cerobong asap di atas Sistine Chapel.
Jika hasil pemungutan suara belum mencapai hasil yang cukup untuk menentukan Paus terpilih, maka cerobong asap akan mengeluarkan asap hitam.
Namun, ketika pada akhirnya seorang kandidat berhasil terpilih berdasarkan hasil pemilihan, cerobong asap akan mengepulkan asap berwarna putih, mengabarkan kepada dunia bahwa Paus baru telah ditentukan.
Diketahui pada Kamis (8/5) pagi waktu Indonesia, terlihat asap berwarna hitam muncul dari cerobong asap Sistine Chapel, menandakan bahwa Paus baru masih belum terpilih.
Apabila proses berlarut tanpa hasil, para kardinal elektor akan diberi waktu khusus untuk berdoa dan berdiskusi sebelum melanjutkan pemungutan suara berikutnya.
Pada saat pemungutan suara telah berhasil, Paus terpilih akan menyatakan kesediaannya dan nama kepausan yang akan digunakan. Momen bersejarah ini dilanjutkan dengan kemunculan Paus baru di balkon utama Basilika Santo Petrus.
Di hadapan ribuan umat yang berkumpul, Kardinal Proto-Diakon akan mengumumkan kabar terpilihnya Paus yang baru dengan seruan: “Annuntio vobis gaudium magnum; Habemus Papam!” yang berarti “Aku mengumumkan kepada kalian kabar sukacita besar; Kita memiliki Paus!” (Rangga)