ThePhrase.id - Akhir-akhir ini, konten bertemakan “kesenjangan sosial” tengah menjadi tren dan ramai berseliweran di media sosial, khususnya TikTok.
Tren kesenjangan sosial itu merujuk pada fenomena di mana para pembuat konten menyoroti perbedaan signifikan dalam gaya hidup, ekonomi, atau status sosial antara individu atau kelompok.
Konten-konten ini disajikan dengan cara yang humoris, skenario dramatis, dan terdapat sindiran untuk menggambarkan ketimpangan sosial yang ada dalam masyarakat.
Video-video yang diunggah, biasanya melibatkan dua pihak yang memiliki perbedaan mencolok dalam hal gaya hidup atau status sosial. Misalnya, seseorang yang berasal dari keluarga kaya bertanya kepada temannya yang berasal dari keluarga sederhana tentang aktivitas yang sedang dilakukan.
Seperti halnya konten yang dibuat oleh akun TikTok @nan*********** pada Sabtu (26/4) yang menceritakan dirinya ditanya oleh temannya, “coba lihat deh di kolong kasur kamu ada apa?”. Kemudian setelah kamera di-zoom out, ternyata kasur yang ia tiduri langsung menempel ke lantai dan tidak memiliki kolong kasur.
Adapun video yang diunggah @mis************ pada Minggu (27/4) mempertontonkan saat ditanya “itu kamar mandi kamu habis dicat ya? Soalnya ada ember catnya,”, kemudian dijawab “itu ember mandiku,”, yang berarti ember cat di kamar mandinya memang merupakan ember yang digunakan untuk aktivitas di kamar mandi setiap harinya.
Hal seperti itu juga pernah terjadi pada salah satu komika Indonesia, Yono Bakrie dalam podcast (siniar) Annya And The Tea Box channel Alter TV yang tayang di YouTube pada 16 Mei 2023 lalu.
Yono yang bertanya kepada Anya selaku host apakah ia tahu mengenai Supra, kemudian Anya menjawab tahu. Hal “kesenjangan sosial” yang terjadi ialah Supra yang diketahui Anya merupakan salah satu mobil sport buatan Toyota, sedangkan Supra yang dimaksud Yono adalah motor bebek buatan Honda.
Tren ini menjadi populer karena mampu menggabungkan humor dengan kritik sosial. Pengguna TikTok, terutama dari kalangan Gen Z, sering menggunakan platform ini untuk mengekspresikan perasaan mereka terkait ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. (Rangga)