ThePhrase.id – Pemerintah Kota Surabaya terus mengembangkan destinasi wisata untuk menawarkan pengalaman baru bagi warga dan pelancong, yang terbaru adalah Kota Lama Surabaya. Pesona kuno yang dimiliki oleh Kota Surabaya kembali dihidupkan dan membangkitkan antusiasme masyarakat.
Bangunan kuno yang bersejarah ini dinilai memiliki saksi bisu dalam kisah arek-arek Suroboyo memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Kota Lama Surabaya yang juga dikenal dengan "Surabaya Kuto Lawas" menjadi ikon baru destinasi wisata heritage yang menyimpan banyak cerita bersejarah. Wisata heritage ini terbagi menjadi empat zona, yaitu zona Eropa, Pecinan, Arab, dan Melayu.
Pada zaman pemerintahan Belanda, kawasan tersebut merupakan pusat pemerintahan, bisnis, hingga pertukaran budaya. Berbagai etnis pun berkumpul di kawasan ini, mulai dari etnis Arab, Eropa, Madura, Melayu, Jawa, hingga Tionghoa.
Kota Lama Surabaya, yang terletak di bagian utara kota, membentang mulai dari Jalan Kembang Jepun di sisi timur hingga Jalan Rajawali di sisi barat. Kedua sisi ini dihubungkan oleh Jembatan Merah, yang menjadi saksi bisu peristiwa heroik para pejuang Surabaya dalam melawan pendudukan tentara Sekutu.
Jembatan Merah memiliki nilai sejarah yang penting, khususnya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di sisi barat kawasan ini, terdapat arsitektur kolonial yang menawan yang menyimpan berbagai dokumen sejarah penting.
Kawasan ini menjadi saksi pertempuran hebat antara arek-arek Suroboyo dan tentara Sekutu, yang berujung pada gugurnya Komandan tentara Sekutu, Jenderal AWS Mallaby. Saksi bisu tersebut ditandai dengan adanya peninggalan arsitektur yang masih kokoh hingga kini.
Di sisi timur Kota Lama Surabaya, arsitektur khas negara-negara timur seperti Tiongkok, India, dan Arab, telah menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata favorit di Jawa Timur. Sisi timur ini juga dikenal sebagai kawasan wisata religi, dengan adanya Masjid dan Makam Sunan Ampel. Sunan Ampel adalah salah satu Wali Sembilan yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa.
Kawasan Sunan Ampel ini sudah lama menjadi destinasi wisata yang ikonik dengan banyaknya pedagang yang berasal dari Arab yang menjual produk dan kuliner khasnya.
Selain itu, terdapat Langgar Gipo yang kini berusia 300 tahun, terletak di Jalan Kalimas Udik No. 51 Surabaya. Langgar ini dulunya menjadi tempat para santri digembleng sebelum berangkat melawan penjajah. Tempat ini juga menjadi markas para ulama dalam memutuskan strategi perang melawan penjajah.
Dengan kekayaan sejarah dan keindahan arsitekturnya, Kota Lama Surabaya menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung yang ingin menyelami jejak perjuangan dan keragaman budaya di kota pahlawan ini.
Sepanjang kawasan Kota Lama Surabaya, lebih tepatnya di jalan Kya-Kya Kembang Jepun banyak toko-toko yang bernuansa China yang didirikan oleh penduduk Tionghoa pada zamannya. [Syifaa]