Foto: Dr. Harsh Vardhan, Menteri Kesehatan India yang mengundurkan diri (twitter.com/@drharshvardhan)
Thephrase.id - Pemerintah India di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi sempat mengumumkan keberhasilan negaranya dalam perang melawan virus corona pada Januari 2021 lalu. Namun demikian, pada awal April 2021, tiba-tiba terjadi lonjakan infeksi covid-19 yang mengakibatkan layanan kesehatan berada di bawah tekanan berat di beberapa wilayah dengan rumah sakit yang kehabisan tempat tidur, oksigen medis dan obat-obatan.
Para kritikus India menilai pemerintahan Modi telah gagal mempersiapkan sistem kesehatan untuk menghadapi gelombang infeksi lanjutan. Sementara sistem kesehatan di India secara historis telah kekurangan dana. Para kritikus tersebut juga menyalahkan Pemerintah India yang tidak tegas dalam menerapkan protokol kesehatan, termasuk di antaranya memperbolehkan adanya pertemuan keagamaan dan politik pada Januari hingga Maret.
Banyak kalangan yang menilai varian baru Covid-19 sebagai penyebab di balik terjadinya gelombang besar Covid-19 di India. Jumlah korban tewas pun meningkat sangat tajam. Pada akhir Maret, India hanya mencatat sekitar 160 ribu angka kematian. Namun saat ini jumlahnya meroket tajam menjadi lebih dari 400 ribu jiwa, dan jumlah ini adalah yang tertinggi ketiga di dunia.
Namun menurut para ahli, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di lapangan angkanya bisa berkali-kali lipat jauh lebih tinggi.
Di tengah sorotan terhadap kegagalan pemerintahan Modi dalam mengatasi lonjakan pandemi virus corona, sedikitnya ada 12 menteri India diberitakan mengundurkan diri secara massal pada Rabu (7/7) waktu setempat.
Reuters mengabarkan di antara menteri yang mundur salah satunya adalah Menteri Kesehatan (Menkes), Dr. Hars Vardhan.
Foto: Kumbh Mela, ritual ziarah keagamaan umat Hindu sempat diizinkan saat pandemi Covid-19 di India. (the Indian Express)
Mengutip Indian Express, bahwa jajaran menteri yang ikut mengundurkan diri di antaranya Menteri Pendidikan Ramesh Pokhriyal Nishank, Menteri Hukum, Elektronika dan Teknologi Informasi Ravi Shankar Prasad, hingga Menteri Lingkungan Prakash Javadekar.
Sejumlah media lokal menyebut bahwa pengunduran beberapa menteri itu juga diduga terjadi di tengah upaya reshuffle kabinet besar-besaran oleh PM Narendra Modi menjelang pemilu di 7 negara bagian pada 2022. Sementara itu, Menkes Vardhan dan menteri lainnya menyatakan mundur hanya dalam hitungan jam sebelum Modi mengumumkan reshuffle pertamanya sejak ia kembali berkuasa pada 2019.
Pengunduran diri massal menteri-menteri India tersebut juga ditengarai terjadi di tengah sorotan lonjakan besar kasus Covid-19 di India. Menteri Kesehatan Harsh Vardhan (66) yang juga menjabat sebagai Menteri Sains dan Teknologi mendapat kritik khusus selama lonjakan infeksi pada bulan April hingga Mei.
Modi dalam keterangannya masih tetap mempertahankan sejumlah menteri, di antaranya adalah Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan dan Menteri Luar Negeri.
Sebagaimana diketahui bahwa ada tujuh negara bagian India akan mengadakan pemilu tahun depan, enam di antaranya saat ini dibawah kekuasaan Partai PM Modi yakni Partai Bharatiya Janata (BJP). Sementara pada awal tahun ini, BJP mengalami kemunduran besar dan akhirnya gagal merebut kekuasaan di salah satu negara bagian Bengal Barat.
Beberapa pengamat mengungkap kekalahan BJP adalah akibat dari anjloknya popularitas Modi karena penanggulangan terhadap pandemi yang tidak tertangani dengan baik. (Z Ibrahim)