trending

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Ini Dampaknya bagi Kesehatan

Penulis Nadira Sekar
Jun 20, 2023
Foto: Polusi Udara Jakarta (dok. ThePhrase.id)
Foto: Polusi Udara Jakarta (dok. ThePhrase.id)

ThePhrase.id – DKI Jakarta tengah menghadapi masalah polusi udara yang berdampak pada kesejahteraan penduduknya. Pertumbuhan kota yang cepat, pertumbuhan industri, dan kepadatan penduduk yang tinggi telah menyebabkan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan. 

Berdasarkan IQAir, pada Sabtu (17/6) pukul 10.45 WIB, Jakarta mencatat tingkat polusi udara tertinggi di dunia, dengan skor yang mencapai 154 atau kategori tidak sehat. Angka telah menunjukan perbaikan pada Senin (19/6). Indeks kualitas udara di Jakarta mencapai angka 105 dengan PM 2,5 sebagai polutan utama, dan nilai konsentrasi sebesar 37,2 µg/m³ (mikrogram per meter kubik). 

Meskipun demikian, konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini tetap berada pada tingkat yang buruk, mencapai 7,4 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh WHO. Tentunya polusi udara yang buruk di Jakarta akan membawa dampak dampak buruk terhadap tubuh manusia. Apa saja dampaknya?

Masalah Gangguan Saluran Pernapasan

Kontributor utama polusi udara di Jakarta meliputi emisi kendaraan, aktivitas industri, dan pembakaran terbuka. Adanya partikel halus (PM2,5) dan gas beracun seperti nitrogen dioksida (NO2) dan sulfur dioksida (SO2) di udara memberikan risiko signifikan terhadap kesehatan saluran pernapasan. Paparan jangka panjang terhadap polutan ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan seperti asma, bronkitis, dan penurunan fungsi paru-paru. 

Tidak hanya itu, individu dengan kondisi saluran pernapasan yang sudah ada sebelumnya juga lebih rentan terhadap efek polusi udara. Udara tercemar di Jakarta dapat memperburuk gejala yang ada, sehingga lebih sulit bagi penderita asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), atau gangguan pernapasan lainnya untuk bernapas dan mengelola kondisi mereka dengan efektif.

Gangguan Kardiovaskular

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara telah terbukti meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Partikel-partikel halus dan zat beracun yang terdapat dalam udara tercemar dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan peradangan, stres oksidatif, serta pembentukan plak di arteri. Hal ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hipertensi, dan gangguan kardiovaskular lainnya. 

Menghirup udara tercemar dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan kerusakan pada jaringan sensitif sistem pernapasan. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat membebani sistem kardiovaskular karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh. Efek kumulatifnya dapat menyebabkan penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, kelelahan, dan meningkatkan kerentanan terhadap komplikasi kardiovaskular.

Dampak pada Kesehatan Secara Keseluruhan

Paparan polusi udara dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat individu menjadi lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, alergi, dan penyakit lainnya. Fungsi kekebalan yang terganggu dapat menghambat kemampuan tubuh untuk melawan patogen dan pulih dari penyakit. 

Paparan terhadap udara tercemar di Jakarta juga dapat memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang yang serius. Keberadaan polutan berbahaya yang meningkat dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi kronis seperti kanker paru-paru, bronkitis kronis, dan bahkan penyakit neurodegeneratif. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic