ThePhrase.id - Dalam beberapa hari terakhir, warga Jakarta dikejutkan oleh langit biru yang jarang terlihat. Tak hanya itu, pemandangan gunung-gunung di sekitar Jakarta pun kini tampak jelas. Fenomena ini tentunya langsung menarik perhatian warganet yang langsung membagikan foto-foto langit cerah di media sosial.
Kondisi ini mengindikasikan peningkatan kualitas udara di Jakarta. Menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir, pada Senin, 2 Desember 2024 pukul 10.00 WIB, indeks kualitas udara Jakarta mencapai AQI US 69 atau masuk dalam kategori sedang. Bahkan, pada Sabtu, 30 November 2024, Co-Founder Nafas Indonesia, Piotr Jakubowski, melaporkan bahwa konsentrasi PM2.5 sempat menyentuh angka satu digit.
“JAKARTA PM2.5 SINGLE DIGIT. ????????????Gila, udaranya seperti Swiss Alps. Ini waktu tepat untuk olahraga dan main2 di luar!” tulisnya dalam laman X pribadinya.
Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta mendadak membaik?
Menurut unggahan Nafas Indonesia di akun media sosial X resmi mereka, perubahan ini dipicu oleh kondisi angin yang dipengaruhi siklon tropis Robyn. Pada Kamis, 21 November 2024, terbentuk pusat tekanan rendah di sekitar siklon tersebut, yang menyebabkan angin bertiup menuju Selat Sunda.
Ketika angin mendekati Jakarta, polutan yang selama ini terperangkap di udara kota terbawa ke arah utara. Kecepatan angin mencapai puncaknya pada 28 November 2024, yang secara signifikan menurunkan konsentrasi PM2.5 hingga di bawah angka 10 atau setara dengan kota-kota dengan kualitas udara terbaik di dunia.
Pada hari-hari normal, angin kencang dari utara laut biasanya bertiup mulai siang hingga sore hari, yang kemudian "mendorong” polutan ke arah selatan. Inilah alasan mengapa kualitas udara di Jakarta Utara cenderung lebih bersih dibandingkan dengan Jakarta Selatan.
Lantas, sampai kapan udara bersih ini bertahan? Sayangnya, durasi udara bersih ini sulit diprediksi dan bergantung pada kondisi cuaca serta data real-time. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau kualitas udara sebelum beraktivitas di luar ruangan.
“yang bisa kita lakukan adalah terus memantau kualitas udara di sekitar kita sebelum beraktivitas keluar rumah ???????????? (pada download aplikasi Nafas please biar targetku achieve ????),” tulis Nafas Indonesia.
[nadira]