ThePhrase.id – Kabupaten Kudus memiliki sedikitnya 14 motif batik dengan ciri khasnya tersendiri. Batik khas Kudus dikenal sebagai batik peranakan halus dengan isen-isen atau hiasan yang rumit.
Sayangnya, batik Kudus ini merupakan salah satu warisan budaya yang nyaris punah karena minimnya regenerasi pembatik. Sehingga, batik ini patut untuk dilestarikan dengan berbagai cara karena tak hanya memiliki nilai seni namun juga nilai ekonomis yang tinggi.
Ciri khas dari batik Kudus adalah warna sogan yang khas dengan desain corak parang, tombak, atau kawung namun dihiasi dengan motif lainnya. Biasanya, dalam batik Kudus dapat ditemukan motif rangkaian bunga, kupu-kupu, dan kearifan lokal. Berikut 14 motif batik Kudus dengan ciri khasnya masing-masing:
Batik Kudus dengan motif tembakau cengkeh ini didesain karena Kudus dikenal sebagai kota dengan produksi rokok kreteknya. Motif ini menjadi salah satu ciri khas dari Batik Kudus.
Batik Kudus dengan motif Legenda Bulusan ini menggambarkan cerita tentang legenda Bulusan. Motif ini terdiri dari enam adegan, antara lain:
- Sunan Muria yang hendak mengunjungi Sunan Kudus melewati Desa Sumber dan mendengar suara gemercik air pada malam hari.
- Sunan Muria memerintahkan muridnya untuk mencari sumber suara aneh tersebut, yang ternyata berasal dari sekelompok petani yang sedang bercocok tanam.
Batik Kudus dengan motif Kawung memiliki makna yang melambangkan harapan agar manusia selalu ingat asal usulnya. Pola bulatan pada motif ini menyerupai buah Kawung (sejenis kelapa atau kolang-kaling) yang disusun rapi secara geometris, dihiasi dengan bunga-bunga cantik.
Motif ini terinspirasi dari kisah kapal Dampo Awang milik kerajaan Cina yang kandas di sekitar Gunung Muria, Kudus, pada tahun 1400-an. Kapal tersebut mengangkut rempah-rempah yang kemudian dibudidayakan oleh para petani di sekitar Gunung Muria.
Motif ini melambangkan kekayaan alam Kota Kudus, digambarkan melalui beras yang melimpah hingga tumpah tercecer.
Gebyok adalah partisi khas Jawa yang digunakan sebagai sekat antar ruangan dalam rumah. Kudus dikenal dengan gebyoknya, sehingga tidak mengherankan jika salah satu motif batiknya mengambil inspirasi dari ukiran gebyok.
Motif ini terinspirasi dari buah parijoto yang tumbuh di lereng Gunung Muria dan sering dikonsumsi oleh ibu hamil, karena dipercaya memiliki efek baik bagi bayi yang akan dilahirkan.
Motif ini terinspirasi dari tanaman pakis aji yang tumbuh di Gunung Muria. Kayu tanaman ini memiliki tekstur seperti kulit ular dan biasa digunakan untuk mengusir hama tikus.
Motif ini diambil dari filosofi Kota Kudus yang menggambarkan kemakmuran dan kesetiaan, dengan menggunakan simbol burung merak.
Motif kaligrafi ini terinspirasi dari unsur religius masyarakat Kudus, khususnya muslim di sekitar menara yang gemar membuat seni tulis kaligrafi Arab.
Motif ini terinspirasi dari Kudus yang dikenal sebagai Kota Kretek karena memiliki banyak pabrik rokok.
Motif ini terinspirasi dari mata air tiga rasa Rejenu yang berada di Gunung Muria.
Motif ini menggambarkan menara Kudus, sebuah bangunan bersejarah yang dibuat oleh Sunan Kudus dan kini menjadi tempat wisata religi.
Motif sekar jagad menara, atau sering disebut jagatan, adalah kumpulan berbagai motif yang dibatasi oleh raut organis. Dalam motif ini, ditambahkan bentuk menara Kudus sebagai ikon kota Kudus. Dalam beberapa literatur, motif Sekar Jagad sering disebut juga sebagai motif tambal, yang merupakan gabungan motif-motif yang sudah ada. [Syifaa]