Thephrase.id - Bintang muda Barcelona, Lamine Yamal, tengah menjadi sorotan publik Spanyol setelah pesta ulang tahunnya yang ke-18 memunculkan kontroversi. Kehadiran sejumlah orang kerdil dalam acara itu membuat otoritas hak disabilitas di Spanyol meminta dilakukan penyelidikan resmi.
Direktur Jenderal Hak Penyandang Disabilitas Kementerian Hak Sosial Spanyol, Jesus Martin Blanco, mengatakan bahwa pihaknya telah mendorong proses investigasi. Ia menilai apa yang dilakukan Yamal dan penyelenggara pesta sebagai bentuk pelanggaran terhadap nilai-nilai etika masyarakat.
Asosiasi Penyandang Achondroplasia dan Displasia Skeletal Spanyol (ADEE) pun mengecam keras keberadaan kelompok orang kerdil yang tampil dalam pesta tersebut. Melalui pernyataan resmi di situsnya, ADEE menyebut tindakan itu tidak hanya melanggar hukum yang berlaku, tetapi juga bertentangan dengan prinsip kesetaraan dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Pesta ulang tahun Yamal berlangsung pada Senin, 14 Juli 2025, di seunit rumah pedesaan yang ia sewa di Olivella, sekitar 50 kilometer dari pusat Kota Barcelona. Acara itu dihadiri banyak selebritas, musisi, kreator konten, hingga rekan setimnya seperti Robert Lewandowski, Alejandro Balde, Gavi, dan Raphinha.
Media lokal melaporkan adanya penjagaan ketat di lokasi acara. Beberapa kamera menangkap momen sekelompok orang kerdil memasuki tempat pesta, yang kemudian memicu perdebatan publik dan mencuri perhatian lembaga perlindungan hak disabilitas.
Kepada kantor berita EFE, Jesus Martin mengatakan pihaknya khawatir dengan dampak buruk yang ditimbulkan. "Seorang anak muda dengan jutaan pengikut yang menjadi panutan justru menggelar pesta semacam ini, dan itu dapat menimbulkan efek domino," bebernya.
Martin menambahkan bahwa hukum berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. "Kami khawatir orang-orang dengan kekuatan dan uang berpikir mereka bisa berbuat apa saja. Hukum ini berlaku untuk orang kecil maupun orang berpengaruh," tegasnya.
Sementara itu, melalui siaran radio Catalan RAC1, salah satu orang kerdil yang tampil dalam acara tersebut memberikan klarifikasi. Suaranya disamarkan dan identitasnya dirahasiakan untuk melindungi privasi. Ia menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan adalah pekerjaan sah yang sudah lama digeluti.
"Kami hanya meminta untuk diizinkan bekerja. Kami memiliki kontrak, kami adalah pekerja mandiri, dan semuanya dilakukan secara legal," tuturnya.
Ia juga mengatakan tidak pernah mengalami perlakuan tidak hormat dalam setiap pekerjaannya, termasuk dalam pesta Yamal.
Menurutnya, pekerjaan sebagai penghibur adalah pilihan pribadi, bukan paksaan. "Kami suka menjadi seniman. Sudah bertahun-tahun kami menjalani ini, namun dua atau tiga tahun belakangan ini semakin banyak suara yang mempertanyakan pekerjaan kami," imbuhnya.
Ia meilai bahwa setiap kontrak yang mereka jalani memiliki syarat yang jelas. Jika ada tanda-tanda penghinaan terhadap pekerjaan mereka, maka pertunjukan akan segera dihentikan.
"Dalam pesta ini, tidak ada sama sekali perlakuan yang melanggar martabat kami," ujarnya.
Dalam penjelasan lanjutan, orang kerdil tersebut mengatakan bahwa pertunjukan yang mereka bawakan meliputi tarian, menyajikan minuman, hingga trik sulap untuk menghibur para tamu. "Kami berusaha membuat suasana pesta menjadi lebih menyenangkan," tambahnya.
Di sisi lain, ADEE mengutip undang-undang hak penyandang disabilitas yang melarang segala bentuk pertunjukan atau kegiatan rekreasi yang menggunakan kondisi seseorang untuk memancing ejekan atau penghinaan publik yang merendahkan martabat manusia.