trending

Lebih 1.000 Jemaah Haji Meninggal di Arab Saudi

Penulis Nadira Sekar
Jun 26, 2024
Foto: Jamarat (kemenag.go.id)
Foto: Jamarat (kemenag.go.id)

ThePhrase.id - Kantor Gubernur Makkah al Mukarramah mengumumkan bahwa Kementerian Kesehatan Saudi melaporkan 1.301 jemaah haji meninggal dunia pada musim haji tahun 1445 H/2024. Kematian mereka sebagian besar disebabkan oleh suhu panas ekstrem di Kota Suci Makkah dan sekitarnya.

Informasi ini disampaikan oleh Konsul Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Nasrullah Jasam. "Kementerian Kesehatan telah merilis bahwa ada 1.301 jemaah yang meninggal pada musim haji 1445 H/2024 M," jelas Nasrullah Jasam di Makkah, Senin (24/6/2024).

“Dari jumlah itu, sekitar 83% di antaranya adalah jemaah haji tidak resmi atau menggunakan visa non haji,” tambahnya.

Nasrullah menjelaskan bahwa suhu udara di Makkah, termasuk Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) selama periode puncak haji sangat ekstrem atau mencapai lebih dari 50 derajat Celcius.

“Jemaah dengan visa non haji banyak yang harus berjalan jauh di bawah terik matahari, tanpa tempat berlindung atau tenda untuk beristirahat. Berdasarkan informasi yang dirilis Kementerian Kesehatan Saudi, di antara mereka ada juga sejumlah orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis,” papar Nasrullah.

“Pemerintah Saudi terus berupaya mengidentifikasi identitas jemaah wafat tersebut agar bisa menghubungi pihak keluarga, menerbitkan sertifikat kematian, serta memakamkannya,” terang Nasrullah.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), dr. Indro Murwoko, menyatakan bahwa angka kematian jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Dia mencatat, ada 40 jemaah haji Indonesia yang meninggal pada periode ini. Sebanyak 11 jemaah meninggal di Arafah dan 29 jemaah meninggal di Mina.

“Jemaah wafat itu, secara keseluruhan ada 40 orang. Dari data itu, terbagi wafat di tenda, pos kesehatan, dan rumah sakit Arab Saudi, baik di Arafah maupun Mina,” terang dr. Indro Murwoko, saat ditemui di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah.

Jika dibandingkan dengan data 2023, jumlah jemaah yang meninggal pada periode Armuzna tahun ini lebih kecil. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat jumlah jemaah yang meninggal pada periode Armuzna tahun 2023 sebanyak 64 orang, dengan 13 jemaah meninggal di Arafah dan 51 orang meninggal di Mina.

Ia menjelaskan bahwa jemaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur. Ketika ada jemaah yang meninggal, tenaga kesehatan akan membuat Certificate of Death (COD). Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau kantor sektor atau kantor daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, seperti surat kesediaan dimakamkan, dan lain-lain.

"Setelah administrasi disiapkan, biasanya diserahkan ke Masyariq atau Maktab untuk proses pemulasaraan," tutupnya. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic