ThePhrase.id - Stres merupakan respon yang normal saat menghadapi permasalahan tetapi memiliki level stres yang terlau tinggi dapat berdampak pada kesehatan fisik dan tekanan emosional.
Saat berada dalam kondisi atau situasi yang berbahaya dan mengancam, tubuh akan mengeluarkan hormon atau mekanisme untuk menjaga tubuh. Salah satunya adalah melalui respon fight (melawan) or flight (berlari), sebuah Istilah yang sering kali digunakan untuk mendeskripsikan mekanisme tubuh saat menghadapi ancaman dan bahaya.
Meskipun respon tersebut dapat bermanfaat, namun kadang tubuh menggunakannya secara berlebihan yang mengakibatkan stres yang berdampak negatif pada tubuh dan otak.
Setiap orang memiliki respon terhadap stres yang berbeda-beda tetapi penting untuk dapat mengenal respon tubuh dan cara menghadapi stres yang muncuk.
Tak semua orang sadar saat dirinya sedang stres, cara yang paling mudah untuk mengindikasi stres menurut penyedia layanan kesehatan adalah melalu beberapa kategori. Di antaranya adalah perubahan pada kesehatah, energi, perilaku dan mood.
Mengetahui perubahan-perubahan tersebut dapat membantu diri seniri untuk memperhatikan gejala-gejala akibat stres yang belum diketahui.
Meskipun begitu perlu diingat bahwa stres tidak dapat diukur dengan tes, namun perubahan-perubahan yang terjadi juga dapat pertanda kamu sedang dalam tekanan stres.
Perasaan cemas dan frustrasi juga dapat menjadi salah satu pertanda tubuh sedang berada dalam kondisi tekanan stres.
Kondisi stres yang tinggi juga dapat mengembangkan obsesi baru yang kurang sehat untuk tubuh. Misalkan, kebiasaan baru begadang bermain game untuk mengalihkan pikiran dari stres atau makan berlebihan untuk menangkan diri. Hal ini dapat mengindikasi tubuh sedang berusaha melawan stres kronis.
Stres dapat menyebabkan perkembangan kecemasan dan depresi. Selain itu, kamu dapat mengalami perasaan khawatir yang konstan sehingga mengganggu tidur, konsentrasi, dan ingatan karena pikiran yang terlalu khawatir.
Respon stres dapat menghasilkan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan detak jantung meningkat dan energi yang berlebihan. Terlalu banyak kortisol dapat mengakibatkan peningkatan berat badan, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan oral. Selain itu, stres juga dapat memicu masalah kesehatan kronis seperti eksim dan sindrom usus iritabel.
Ketika dalam keadaan stres tubuh akan mencari cara untuk melepaskan stres, namun sayangnya cara-cara tersebut tak selalu sehat untuk dilakukan. Ini dapat mengakibatkan peningkatan konsumsi alkohol atau obat-obatan, makan makanan tinggi karbohidrat, dan pengalihan diri dengan media sosial.
Meskipun memberikan sedikit bantuan, perilaku ini dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang.
Stres dapat mengurangi kesabaran dan meningkatkan kemarahan. Seseorang mungkin menjadi lebih bergantung pada orang lain atau mencari penghiburan, atau justru menjauhkan diri dari orang lain.
Memberikan waktu diri sendiri untuk beradaptasi sebelum melakukan aktivitas yang stres agar membantu sistem tubuh berfungsi dengan baik.
Misalkan menambahkan sedikit ruang untuk berhenti sejenak dengan lima menit untuk melakukan pernapasan, ingatkan diri untuk meregangkan tubuh sepanjang hari, hal-hal yang sederhana ini dapat membantu mengurangi stres.
Beberapa teknik dapat mengurangi stres dan mengatasi stres kronis. Seperti olahraga ringan seperti yoga, mandi garam Epsom, latihan pernapasan dalam, dan meditasi yang dipandu.
Selain itu juga dapat mencoba aktivitas tanpa berpikit seperti mewarnai atau kerajinan dapat membantu mengalihkan pikiran-pikiran yang membuat khawatir.
Mengonsumsi kafein, alkohol, makanan tinggi gula, dan menggulir melalui media sosial mungkin menggoda ketika stres sedang tinggi. Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin menawarkan pengalihan dan kenikmatan jangka pendek. Namun, menurut CDC, konsekuensi jangka panjangnya seringkali adalah peningkatan kecemasan dan kualitas tidur yang buruk. [Syifaa]