Thephrase.id - Lifter Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, membawa pulang tiga medali perak dari International Weightlifting Federation (IWF) Grand Prix II Qatar Open di Doha. Kejuaraan ini berlangsung pada Sabtu (9/12/2023) malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.
Rahmat turun di kelas 81 kilogram dan tiga medali perak yang didapat hasil angkatan snatch, clean and jerk, serta total angkatan. Total angkatan mencapai 362 kilogram, dengan perincian snatch 161 kg, clean and jerk 201 kilogram.
Lifter dari Makassar itu terpaut 8 kilogram dari lifter Korea Utara Ri Chong Song. Sang juara membuat total angkatan 374 kilogram, yaitu snatch 165 kilogram dan clean and jerk 209 kilogram.
Sedangkan medali perunggu angkatan clean and jerk dan total angkatan diamankan atlet Turkmenistan, Gaygysyz Torayev. Sementara untuk perunggu angkatan snatch diraih Briken Calja dari Albania.
Rahmat bersyukur pulang ke Tanah Air membawa pulang medali. Namun ia tidak puas karena gagal mendapatkan medali emas.
Usai berhasil mengangkat 201 kilogram pada percobaan kedua clean and jerk, tim pelatih menetapkan angkatan Rahmat di 210 kilogram untuk percobaan ketiga.
Ketika Ri Chong Song sukses mengangkat 209kg di percobaan ketiga, tim pelatih Rahmat menaikkan target angkatan menjadi 214 atau 13 kilogram dari angkatan keduanya.
“Alhamdulillah berjalan lancar. Memang kita tahu lifter Korea Utara kuat di kelas ini,” kata Rahmat.
“Jadi tadi saat percobaan ketiga angkatan clean and jerk, kami sudah pakai strategi tembak (angkatan). Makanya naiknya lumayan, meski sedikit grogi di panggung,” ujar Rahmat.
Ia sejatinya biasa tampil di kelas 73kg. Hanya peraih perunggu Olimpiade 2020 Tokyo ini pernah memiliki penampilan ciamik di SEA Games 2023 Kamboja ketika dirinya turun di kelas 81kg. Rahmat mampu membawa pulang emas, sehingga hal ini membuat tim pelatih dari PB PABSI mencoba menurunkan Rahmat di kelas 81kg. Bahkan saat itu, ia langsung membukukan rekor.
Untuk di Paris, Rahmat diproyeksikan turun di kelas 73kg. Terlebih saat ini, ia masih memimpin “Race to Paris” di kelas tersebut. Sebagai informasi hanya top ten teratas yang berhak tampil di Paris, dan IWF hanya memberikan jatah satu lifter untuk setiap Komite Olimpiade Nasional di setiap angkatan.
“Turnamen di Doha merupakan kualifikasi Olimpiade Paris. Selanjutnya kami masih ada lagi di Tashkent dan Bangkok untuk tahun depan,” ujar Rahmat.
Apresiasi dari NOC Indonesia
Penampilan Rahmat disaksikan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari. Okto datang bersama Komite Eksekutif NOC Indonesia: Josephine Tampubolon dan Head of Legal Sport Commission NOC Indonesia Dodi S. Abdulkadir.
Okto hadir memenuhi undangan dari Presiden Federasi Angkat Besi Asia (AWF) Mohamed Yousef Al Mana dan Presiden Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) Mohammed Jallod.
“Rahmat ini pemegang rekor di kelas 73kg dan 81 kilogram, tentu harapan masyarakat Indonesia sangat besar kepada dia. Namun Rahmat tidak boleh menjadinya bebas, justru harus bisa menjadi motivasi untuk tampil lebih baik. Insyaallah, Rahmat bisa memberikan yang terbaik untuk Merah Putih,” kata Okto.
Ia mengaku tegang ketika menyaksikan Rahmat mencoba mengangkat clean&jerk di percobaan ketiga. “Yang saya khawatirkan bukan kalah atau menang, tetapi lebih jangan sampai Rahmat cedera,” ujar Okto.
Indonesia telah meraih empat perak di Doha. Selain tiga keping perak Rahmat, Merah Putih juga mendapat satu medali perak lainnya dari Eko Yuli Irawan lewat angkatan snatch 61kg putra.
Indonesia masih memiliki dua lifter lagi yang akan tampil, yaitu Tsabitha Alfiah Ramadani (71kg putri) pada 10 Desember serta Nurul Akmal (+87kg putri) pada 14 Desember.