ThePhrase.ID – Perusahaan asal Taiwan Miniwiz yang telah lama bergelut dalam bidang daur ulang sampah mengubah masker bekas sekali pakai menjadi komponen charger ponsel. CEO Miniwiz, Arthur Huang mengungkap bahwa kegiatan daur ulang ini merupakan kegiatan penggunaan kembali sampah masker wajah menjadi sesuatu yang berguna.
Pegawai Fubon Financial dan CEO Miniwiz, Arthur Huang (Foto: instagram/ miniwiz.official)
“Limbah plastik ini, khususnya masker, hampir 100 persennya dibuat dari plastik, ini bahan yang berbasis polipropilen. Dan kami berpikir seandainya kami dapat mengubah polusi ini, daripada membuang begitu saja, atau membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir dan mengolahnya dengan buruk, bagaimana kalau kita mengubahnya menjadi produk berharga semasa pandemi ini? Jadi, kami berpikir untuk menggunakannya dan mengubahnya menjadi generasi baru charger digital nirkabel,” ungkap Arthur.
Perusahaan ini mengolah limbah masker menggunakan mesin pengolah sampah Trashpresso yang merupakan teknologi khas perusahaan ini. Mesin Trashpresso akan mengombinasikan alat pencacah sampah masker tersebut, memanaskannya dan mengubahnya menjadi adonan plastik. Adonan plastik ini nantinya akan digunakan sebagai cangkang plastik dan dirakit menjadi wireless charger dengan berbagai komponen elektronik lainnya.
Mesin Trashpresso (Foto: youtube/Miniwiz)
Miniwiz kemudian berkolaborasi dengan Bank Taiwan Fubon Financial dan menawarkan charger ini kepada semua karyawan. Melalui kolaborai ini Fubon Financial menyediakan 10 ribu limbah masker yang ditambahkan dengan limbah dari Miniwiz hingga menjadi 43 ribu charger.
"Kami mengumpulkan sekitar 10 ribu masker, ditambah dengan bahan yang disediakan Miniwiz, kami membuat lebih dari 40 ribu charger untuk karyawan kami. Karyawan kami sangat senang mendapatkan hadiah ini karena setiap charger berbeda, karena charger itu dibuat dari masker yang didaur ulang,” ungkap Cindy Lin, Wakil Presiden Eksekutif Fubon Financial.
Sayangnya, Miniwiz tidak akan menjual wireless charger dari limbah plastik masker ini. Namun, mereka telah menjual berbagai produk daur ulang lain seperti tatakan gelas, lampshade, mug, mangkok, kacamata, antibacterial wall panel, dan lain-lain.
Bangsal Rumah Sakit dari Sampah
Sebelumnya, Miniwiz juga pernah membuat bangsal rumah sakit dari limbah sampah plastik. Proyek limbah plastik Miniwiz awalnya dibuat untuk kamar hotel dan dialihkan untuk membuat bangsal rumah sakit. Miniwiz kemudian mengumpulkan berbagai jenis limbah sampah plastik seperti kantong garam hingga APD yang disterilkan dan didaur ulang menjadi bahan baru.
Dengan berbagai limbah sampah yang dikumpulkan, Miniwiz berhasil membuat Modular Adaptable Convertible (MAC) dengan 93 kasur rumah sakit untuk Rumah Sakit Universitas Katolik Fu Jen di Taipei. Selain itu, dalam ruang perawatan MAC ini pada toilet, lantai, dinding, dan langit-langit ini juga dibuat menggunakan limbah sampah plastik yang dilapisi dengan antibakteri dan antivirus.
Selama masa pandemi, sampah medis memang menjadi permasalahan tersendiri. Menurut penelitian dari University of Southern Denmark setidaknya sebanyak 129 miliar masker dan 65 miliar sarung tangan sekali pakai terbuang setiap bulannya.
Limbah-limbah medis ini sebagian besar tidak ditangani dengan benar dan berakhir menjadi sampah laut yang bahkan disebut akan lebih berbahaya daripada sampah plastik.
Setidaknya sebanyak 1,6 miliar sampah masker di dunia atau setara dengan 5,5 ton sampah plastik akan berakhir di lautan menurut laporan Ocean Asia 2020.
“Kita tahu bahwa, seperti sampah plastik lainnya, masker sekali pakai juga dapat menumpuk dan melepaskan zat kimia dan biologis berbahaya, seperti bisphenol A, logam berat, serta mikroorganisme patogen,”ungkap Elvis Genbo Xu, Ahli Toksikologi Lingkungan. [fa]