ThePhrase.id – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan potensi kandungan logam tanah jarang (rare earth) di kawasan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Hal ini menjadi perhatian masyarakat karena logam tanah jarang merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Kami juga melakukan kajian terhadap lumpur Sidoarjo yang ternyata juga diidentifikasi oleh Badan Litbang mengandung logam tanah jarang," ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono dalam jumpa pers online di Jakarta, Rabu (20/1).
Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM juga mengidentifikasi potensi logam tanah jarang pada 28 lokasi. Sebanyak 16 lokasi di Sumatera, 7 lokasi di Kalimantan, 3 lokasi di Sulawesi dan 2 lokasi di Jawa.
"Tahun ini dari sembilan lokasi survei yang kami lakukan, yang terkait logam tanah jarang itu ada di Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah). Itu kami lakukan identifikasi dan hitungan sumber daya dari logam tanah jarang," katanya.
Logam Tanah Jarang (Foto: commons.wikimedia.org)
Penemuan potensi kandungan logam tanah jarang di kawasan lumpur Lapindo Sidoarjo menuai banyak pertanyaan lantaran kawasan yang dianggap sebagai sebuah bencana, ternyata menyimpan potensi besar.
Pakar teknologi lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) Ganden Supriyanto mengungkap bahwa logam tanah jarang sangat penting bagi pemanfaatan teknologi tinggi yang memiliki prospek pengembangan bagus di Indonesia.
Logam tanah jarang atau yang biasa disebut rare earth, merupakan logam yang masuk dalam golongan lantanida dan aktanida di dalam rumus kimia sistem periodik. Selain itu, logam tanah jarang ini juga merupakan logam transisi yang sangat penting dan memiliki harga cukup tinggi. Logam ini biasa digunakan untuk teknologi tinggi seperti campuran logam pada bidang meterologi.
Pakar teknologi lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. rer. nat. Ganden Supriyanto, M.Sc (Foto: dok. Unair)
“Logam tanah jarang ini sangat penting kaitanya pada beberapa bidang tertentu seperti bidang meterologi untuk pembuatan pesawat luar angkasa, lampu energi tinggi, dan semi konduktor. Sehingga logam tersebut sangat mahal, bahkan jauh lebih mahal dibandingkan emas, dan platina,” jelas Ganden.
Lebih lanjut, Ganden mengatakan bahwa logam tanah jarang yang merupakan jenis logam lantanida dan aktinida, mengandung beberapa logam di dalamnya seperti litium, dan scandium. Logam litium dan scandium inilah yang ditemukan di lumpur Lapindo, Sidoarjo.
Litium merupakan bahan baku pembuatan baterai, terutama baterai mobil listrik. Temuan ini berpotensi membantu program nol emisi dari Pemerintah agar mobil listrik lebih banyak digunakan.
Tak hanya litium, temuan scandium juga memiliki potensi yang tak kalah besar. Scandium banyak digunakan sebagai bahan pembuatan lampu berteknologi tinggi. Sifat dari logam scandium yang memilik daya tahan yang kuat membuatnya tidak meleleh meskipun lampu tersebut memiliki watt yang sangat tinggi. Selain digunakan sebagai bahan pembuatan lampu berteknologi tinggi, scandium juga banyak digunakan untuk semi konduktor.
“Penemuan logam tanah jarang di Lumpur Lapindo Sidoarjo memiliki potensi pemanfaatan yang sangat besar karena bernilai tinggi dan sangat penting untuk teknologi tinggi ke depan,” tandas Ganden. [fa]